Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

AS Sebut Pemilu Bangladesh Tidak Bebas dan Adil

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - AS memiliki pandangan bahwa pemilu akhir pekan lalu di Bangladesh tidak berlangsung bebas dan adil.

Hal ini disampaikan Kementerian Luar Negeri AS, Senin (8/1/2024), seraya menambahkan bahwa Washington prihatin atas laporan-laporan mengenai ketidakberesan dalam pemungutan suara serta mengutuk kekerasan yang terjadi.

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina berhasil meraih masa jabatan keempat berturut-turut, dengan partainya memenangkan hampir 75 persen kursi dalam pemilihan umum pada Minggu (7/1/2024).

Namun oposisi utama Partai Nasionalis Bangladesh (BNP) memboikot pemungutan suara dan jumlah pemilih yang hadir sangat rendah.

"Amerika Serikat tetap prihatin dengan penangkapan ribuan anggota oposisi politik dan laporan-laporan ketidakberesan pada hari pemilihan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS pada Senin (8/1/2024), dilansir dari Reuters.

"Amerika Serikat memiliki pandangan yang sama dengan para pengamat lain bahwa pemilu ini tidak bebas dan adil dan kami menyesalkan bahwa tidak semua partai berpartisipasi," tambahnya.

Partai Liga Awami yang berkuasa memenangkan 222 kursi dari 298 kursi, menurut hasil tidak resmi yang dirilis oleh Komisi Pemilihan Umum.

Pemilu ini merupakan yang ke-12 bagi Bangladesh sejak kemerdekaannya dari Pakistan pada 1971.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia telah memperingatkan akan adanya pemerintahan satu partai oleh Liga Awami pimpinan Hasina di negara Asia Selatan yang berpenduduk 170 juta jiwa ini.

Putri dari Sheikh Mujibur Rahman, pendiri Bangladesh, Hasina, 76 tahun, pertama kali menjadi perdana menteri pada 1996.

Hasina meremehkan boikot oposisi dan mengatakan bahwa tujuannya adalah untuk meningkatkan perekonomian.

https://www.kompas.com/global/read/2024/01/09/130000470/as-sebut-pemilu-bangladesh-tidak-bebas-dan-adil

Terkini Lainnya

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke