Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rusia Buru Hakim ICC yang Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Putin

Moskwa memburu Godinez karena mengeluarkan surat perintah penangkapan Presiden Rusia Vladimir Putin terkait perang di Ukraina.

“Dicari dalam rangka penyelidikan kriminal,” kata pemberitahuan di database Kementerian Dalam Negeri Rusia, dikutip dari kantor berita AFP. Godinez adalah hakim asal Kosta Rika di ICC yang berbasis di Den Haag, Belanda.

Namun, pemberitahuan itu tidak mencantumkan rincian tuduhan terhadap Godinez.

Pada Maret 2023, ICC mengumumkan surat perintah penangkapan Putin atas tuduhan kejahatan perang berupa mendeportasi anak-anak Ukraina secara tidak sah.

ICC juga mengeluarkan surat perintah terhadap Maria Lvova-Belova, komisaris presiden Rusia untuk hak-hak anak, atas tuduhan serupa.

Rusia--bukan negara anggota ICC--menegaskan surat perintah terhadap Putin tidak sah.

Namun, surat itu membuat perjalanan Putin ke luar negeri terbatas karena negara-negara anggota ICC harus menangkapnya jika dia menginjakkan kaki di sana.

Putin kemudian tidak menghadiri KTT BRICS pada Agustus dan KTT G20 di India bulan berikutnya, dengan alasan tidak ingin menciptakan masalah bagi teman-temannya.

  • Putin Calonkan Diri Lagi sebagai Presiden, Pimpin Rusia hingga 2030
  • Rumor Kematian Palsu Putin, Cara Rusia Ukur Reaksi Publik
  • Putin Awasi Latihan Rudal Balistik Rusia

Rusia sebelumnya sudah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap jaksa ICC Karim Khan dan beberapa hakim lainnya.

Pada September, Moskwa mengupayakan penangkapan Presiden ICC Piotr Hofmanski.

Masih di bulan itu, ICC membuka kantor lapangan di Ukraina untuk meminta pertanggungjawaban Rusia atas serangan di negara yang didukung Barat tersebut.

https://www.kompas.com/global/read/2023/11/08/194500670/rusia-buru-hakim-icc-yang-keluarkan-surat-perintah-penangkapan-putin

Terkini Lainnya

Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Internasional
Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Global
[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

Global
Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke