Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mantan PM Pakistan Nawaz Sharif Kembali dari Pengasingan di London

Dia kembali memulai kembali perjalanan politiknya menjelang pemilihan umum.

Kembalinya Sharif terjadi ketika negara tersebut sedang berjuang menghadapi inflasi yang tinggi dan masalah-masalah serius lainnya.

Krisis ekonomi semakin parah sejak saudaranya Shehbaz Sharif mengambil alih kekuasaan 16 bulan lalu.

"Ini adalah waktu untuk harapan dan perayaan. Kembalinya dia menjadi pertanda baik bagi perekonomian Pakistan dan rakyatnya," kata Khawaja Muhammad Asif, pemimpin senior partai Liga Muslim Pakistan-Nawaz (PML-N) pimpinan Sharif, dikutip dari DW.

Perdana menteri yang terpilih tiga kali itu melakukan perjalanan dengan pesawat sewaan dari Dubai bersama rombongan yang terdiri dari 194 orang termasuk anggota partai dan jurnalis.

Sharif mendarat di Islamabad dan berangkat ke markasnya, Lahore, di mana ia diperkirakan akan berpidato di depan para pendukungnya.

“Puluhan ribu orang telah mencapai Lahore untuk menyambut Sharif,” kata Muhammad Mehdi, seorang pembantu dekat Sharif.

Lebih dari satu juta pendukung diperkirakan akan menghadiri rapat umum tersebut, menurut Mehdi.

Sharif digulingkan pada tahun 2017, pada masa jabatan ketiganya sebagai perdana menteri Pakistan dan pada tahun 2018 dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara atas berbagai tuduhan korupsi.

Pada tahun 2019, ia dibebaskan dengan jaminan karena masalah kesehatannya dan diizinkan untuk berobat.

Awal pekan ini, Sharif diberikan jaminan perlindungan yang melarang penangkapannya dan karenanya memungkinkan dia kembali dari pengasingan.

Meskipun Sharif akan kembali menjabat menjelang pemilihan umum, ia dilarang mencalonkan diri lagi karena keputusan pengadilan yang memberatkannya.

Namun, tim hukumnya mengatakan pemimpin Pakistan itu bermaksud mengajukan banding ke pengadilan.

Anggota partai mengatakan bahwa dia berlomba-lomba untuk mendapatkan popularitas dan menjadi perdana menteri untuk keempat kalinya.

https://www.kompas.com/global/read/2023/10/22/140000170/mantan-pm-pakistan-nawaz-sharif-kembali-dari-pengasingan-di-london

Terkini Lainnya

Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Global
[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

Global
Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke