Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jakarta Dinobatkan Jadi Kota Paling Berpolusi di Dunia

Setelah secara konsisten berada di peringkat 10 kota paling tercemar di dunia sejak bulan Mei, Jakarta akhirnya jadi peringkat pertama.

Hal ini menurut data dari perusahaan teknologi kualitas udara asal Swiss, IQAir.

Dilansir dari CNA, Jakarta, yang memiliki populasi lebih dari 10 juta jiwa, mencatat tingkat polusi udara yang tidak sehat hampir setiap hari, menurut IQAir.

Penduduk Jakarta telah lama mengeluhkan udara beracun dari lalu lintas yang kronis, asap industri, dan pembangkit listrik tenaga batu bara.

Beberapa dari mereka meluncurkan dan memenangkan gugatan perdata pada tahun 2021 yang menuntut pemerintah untuk mengambil tindakan untuk mengendalikan polusi udara.

Pengadilan pada saat itu memutuskan bahwa Presiden Joko Widodo harus menetapkan standar kualitas udara nasional untuk melindungi kesehatan manusia, dan menteri kesehatan serta gubernur Jakarta harus menyusun strategi untuk mengendalikan polusi udara.

Nathan Roestandy, salah satu pendiri aplikasi kualitas udara Nafas Indonesia, berbicara pada Reuters terkait tingkat polusi yang terus memburuk.

"Kita mengambil lebih dari 20.000 napas dalam sehari. Jika kita menghirup udara yang tercemar setiap hari, (hal ini dapat menyebabkan) penyakit pernapasan dan paru-paru, bahkan asma. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan kognitif anak-anak atau bahkan kesehatan mental," katanya.

Ditanya tentang masalah polusi Jakarta, Jokowi mengatakan bahwa solusinya adalah dengan memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke Nusantara, yang saat ini sedang dibangun oleh pemerintahnya dari bawah ke atas di pulau Kalimantan.

Indonesia menamai Nusantara sebagai ibu kota baru dan setidaknya 16.000 pegawai negeri, militer dan polisi akan pindah ke sana.

https://www.kompas.com/global/read/2023/08/10/150000770/jakarta-dinobatkan-jadi-kota-paling-berpolusi-di-dunia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke