Hal ini dinilai akan membangun hubungan komunikasi tingkat tinggi antara Beijing dan Singapura, yang merupakan mitra dekat Amerika di Asia.
Sejauh ini, ketegangan China dengan AS masih tinggi dan dialog telah dilakukan macet.
Dilansir dari Associated Press, Menteri Pertahanan China Li Shangfu, seorang jenderal di Tentara Pembebasan Rakyat China yang ditunjuk sebagai menteri pada bulan Maret, menandatangani nota kesepahaman dengan timpalannya dari Singapura Ng Eng Hen.
Keduanya berupaya membangun sambungan telepon yang aman untuk komunikasi tingkat tinggi antara para pemimpin pertahanan.
“Jalur komunikasi terbuka tingkat tinggi seperti itu penting untuk memperkuat saling pengertian dan kepercayaan,” kata pernyataan itu, tanpa memberikan batas waktu kapan akan ditetapkan.
Li sedang dalam kunjungan pertamanya ke Singapura sebagai menteri pertahanan, dan secara luas membahas masalah keamanan global dan regional dengan sejumlah pejabat.
Singapura mengatakan lembaga pertahanan kedua negara berinteraksi secara teratur melalui latihan bilateral dan multilateral dan bahwa kunjungannya menggarisbawahi hubungan yang lama, hangat dan bersahabat.
Pada saat yang sama, Singapura adalah mitra militer dan ekonomi yang dekat dengan Amerika Serikat.
Kesepakatan untuk menjalin hubungan telepon langsung terjadi ketika komunikasi antara Washington dan Beijing tegang.
Li juga membentuk hotline pertahanan dengan Jepang pada bulan Maret untuk meningkatkan komunikasi dan membantu menghindari pertemuan yang tidak disengaja di wilayah yang tegang.
Sementara di Singapura, Li diperkirakan akan berpidato pada pertemuan pejabat pertahanan, diplomat dan pemimpin negara pada hari Minggu.
Meski begitu dia menolak permintaan dari Washington untuk bertemu di sela-sela dengan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, yang akan memberikan pidato di Shangri- Konferensi keamanan La Dialogue pada akhir pekan ini.
Di antara banyak masalah, China terganggu oleh dukungan Amerika untuk Taiwan, demokrasi pemerintahan sendiri yang diklaimnya sebagai wilayahnya sendiri, penembakan balon mata-mata China oleh AS, dan sanksi yang langsung menargetkan Li.
Sanksi-sanksi itu terkait dengan paket tindakan luas Washington terhadap Rusia, tetapi mendahului invasi ke Ukraina dan diberlakukan pada 2018 atas keterlibatan Li dalam pembelian pesawat tempur dan rudal anti-pesawat China dari Moskwa.
Sanksi itu secara luas mencegah Li melakukan bisnis di Amerika Serikat, namun tidak mencegahnya mengadakan pembicaraan resmi.
https://www.kompas.com/global/read/2023/06/01/204500270/china-dan-singapura-setujui-hotline-pertahanan-tingkat-tinggi