Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Balon Mata-mata China Terlacak Terbang di Langit AS, Pentagon Pertimbangkan Tembak

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pentagon melacak keberadaan balon mata-mata China yang terbang tinggi di atas Amerika Serikat, tampaknya untuk mengawasi situs senjata nuklir yang sangat sensitif.

Seorang pejabat senior Pentagon menyebut, atas permintaan Presiden Joe Biden, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan pejabat tinggi militer mempertimbangkan untuk menembak jatuh balon tersebut.

Tetapi, keputusan itu urung dilakukan karena dianggap akan membahayakan terlalu banyak orang di daratan.

Pejabat itu mengatakan, balon terbang di atas wilayah barat laut AS yang terdapat pangkalan udara sensitif dan rudal strategis.

"Jelas, maksud dari balon ini adalah untuk pengawasan, dan jalur penerbangan saat ini membawanya ke sejumlah situs sensitif," kata pejabat Pentagon yang enggan disebut namanya, diberitakan AFP.

Tetapi, Pentagon tidak yakin itu merupakan ancaman intelijen yang sangat berbahaya.

"Kami menilai balon ini memiliki nilai aditif yang terbatas dari sudut pandang pengumpulan intelijen," kata pejabat tersebut.

Disebutkan bahwa, Balon telah memasuki wilayah udara AS beberapa hari yang lalu dan intelijen AS telah melacaknya jauh sebelum itu.

Setelah Biden menanyakan opsi untuk merespons keberadaan balon mata-mata, Austin pada Rabu (2/1/2023) lantas mengadakan diskusi dengan petinggi Pentagon. Posisinya saat itu sedang berada di Filipina.

Jet tempur pun diterbangkan untuk memeriksa balon saat berada di atas Montana saat diskusi berlangsung.

Tetapi, keputusan Pentagon adalah untuk tidak mengambil tindakan kinetik karena risiko keselamatan dan keamanan orang-orang di lapangan dari kemungkinan medan puing.

Juru Bicara Pentagon Pat Ryder membenarkan bahwa balon itu masih terlacak di wilayah udara AS.

"Balon tersebut saat ini terbang di ketinggian jauh di atas lalu lintas udara komersial. Itu tidak menimbulkan ancaman militer atau fisik bagi orang-orang di darat," kata Ryder dalam sebuah pernyataan pada Kamis.

Dalam catatan, China sedniri pernah mengirim balon pengawasan ke Amerika Serikat di masa lalu.

Namun, menurut pejabat senior Pentagon yang enggan disebut namanya itu, balon kali ini ini bertahan lebih lama di wilayah udara AS.

"Meski demikian, kami mengambil langkah-langkah untuk melindungi intelijen asing yang mengumpulkan informasi sensitif," kata pejabat itu.

Kehadiran balon itu terjadi di tengah ketegangan yang perlahan membara antara Amerika Serikat dan China terkait Taiwan.

China mengatakan suatu hari bertekad untuk menyatukan kembali pulau yang diperintah secara independen itu dengan daratan, dengan kekerasan jika perlu.

Tetapi, Amerika Serikat telah mempersenjatai Taiwan untuk mempertahankan diri, dan Biden mengatakan Washington akan membantu melindungi Taiwan jika China menyerang.

Austin sendiri berada di Filipina pekan ini untuk memperkuat kerja sama pertahanan AS, termasuk mendapatkan akses yang lebih luas bagi pasukan Pentagon ke pangkalan militer Filipina.

Sumber pejabat senior Petagon menyebut, masalah balon mata-mata telah diangkat dengan pejabat Beijing.

"Kami telah menyampaikan kepada mereka keseriusan masalah ini. Kami telah menjelaskan bahwa kami akan melakukan apapun yang diperlukan untuk melindungi rakyat kami di tanah kami sendiri," kata dia.

https://www.kompas.com/global/read/2023/02/03/075229070/balon-mata-mata-china-terlacak-terbang-di-langit-as-pentagon

Terkini Lainnya

Pasangan AS Tewas Ditembak Geng di Haiti, Biden Percepat Pengerahan Pasukan

Pasangan AS Tewas Ditembak Geng di Haiti, Biden Percepat Pengerahan Pasukan

Global
300 Orang Lebih Terkubur Tanah Longsor di Papua Nugini

300 Orang Lebih Terkubur Tanah Longsor di Papua Nugini

Global
Hampir 100 Truk Bantuan Masuk Gaza lewat Dermaga AS

Hampir 100 Truk Bantuan Masuk Gaza lewat Dermaga AS

Global
Presiden Perancis dan Para Menteri Arab Bahas Pendirian Negara Palestina

Presiden Perancis dan Para Menteri Arab Bahas Pendirian Negara Palestina

Global
Usai Keputusan ICJ, Warga Palestina Ingin Tindakan, Bukan Kata-kata

Usai Keputusan ICJ, Warga Palestina Ingin Tindakan, Bukan Kata-kata

Global
[POPULER GLOBAL] Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah | Cerita Ayah Tak Mampu Beli iPhone bagi Putrinya

[POPULER GLOBAL] Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah | Cerita Ayah Tak Mampu Beli iPhone bagi Putrinya

Global
ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

Global
Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Global
Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Global
Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Global
Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Global
Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Global
Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Global
Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Internasional
Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke