Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bola Api Terlihat di Langit China, Ternyata 4,6 Miliar Tahun Lebih Tua dari Batuan Bumi

ZHEIJIANG, KOMPAS.com - Video “bola api” jatuh di langit China terekam oleh sejumlah penduduk di wilayah Jinhua, Provinsi Zhejiang.

Peristiwa itu terekam antara pukul 17.40 dan 18.00 pada Kamis (15/12/2022) waktu Beijing dan diunggah secara online oleh sejumlah warga lokal.

Pengguna web China yang mengunggah momen tersebut ke media sosial dan mengaku menyaksikan "bola api" misterius yang terang melintas di langit.

Objek itu "sangat cepat, sangat cerah."

Dilansir CGTN pada Sabtu (30/12/2022), penduduk desa setempat di Desa Chengtou, Kota Tanxi, Kabupaten Pujiang melaporkan temuan bagian dari meteorit pasca kejadian kejadian itu.

“Meteorit itu memang jatuh di desa kami. Itu menabrak jalan semen di pintu rumah seorang petani, dan membentuk sebuah lubang yang tampaknya sedalam enam atau tujuh sentimeter.”

Menurut penduduk desa, bongkahan meteorit yang mereka lihat berukuran sebesar telur angsa, berbentuk pipih, hitam, dan padat.

Dilansir dari Panda Daily, warga lainnya mengatakan mendengar suara keras seperti ban mobil besar meledak saat kejadian itu. Jendela-jendela rumahnya bahkan bergetar.

Beberapa penduduk desa kemudian mengatakan jendela mereka dan beberapa lampu jalan rusak.

Pada malam tanggal 15 Desember, outlet media China Chendgu.cn menghubungi polisi di dekat desa mereka, dan diberi tahu bahwa polisi setempat telah pergi ke tempat kejadian.

Aparat mengamankan benda kecil yang diduga pecahan meteorit dan menyerahkannya ke departemen pemerintah daerah untuk penyelidikan dan verifikasi.

Insiden itu tidak menimbulkan kebakaran gunung atau korban jiwa.

Kepada The Paper, Wakil Presiden Masyarakat Astronomi Provinsi Zhejiang Zhu Guangliang mengatakan bahwa "bola api” yang dilihat orang disebut 'bolide'.

Ketika meteoroid melewati atmosfer dan bergesekan dan terbakar dengan udara, mereka bisa sangat terang seperti dalam insiden ini.

Ahli mengatakan bahwa potongan meteor itu tidak terbakar sepenuhnya saat melewati atmosfer bumi karena ukurannya yang terlalu besar.

Setelah diukur, sisa meteorit yang tidak terbakar yang jatuh diduga berukuran panjang 8 cm dengan berat 1,7 kilogram, menurut laporan pusat media lokal Kabupaten Pujiang.

Batuan itu diduga berusia 4,6 miliar tahun, lebih tua batuan apapun yang ada di Bumi.

Fenomena bola api di China itu terjadi dalam masa aktif hujan meteor Geminid. Tetapi meteoroid Geminid konvensional berukuran kecil.

“Jadi menurut saya itu seharusnya meteor yang tidak sengaja memasuki orbit Bumi,” terang Zhu.

Selain itu, menurut laporan puing-puing yang tersebar saat ini, meteoroid dapat hancur ketika dekat dengan tanah, dan lebih banyak puing dapat ditemukan di dekat tempat tersebut.

Zhang Baolin, ahli meteorit China, mengatakan bahwa seperti kebanyakan meteorit yang jatuh di Bumi, pecahan ini mungkin berasal dari sabuk asteroid antara Jupiter dan Mars.

Radiasi pecahan meteorit rendah, sehingga tidak ada bahaya jika terkena kulit. Pecahan meteorit juga merupakan sampel penelitian yang berharga.

Dalam beberapa tahun terakhir, meteorit telah ditemukan di banyak tempat di seluruh China.

Beberapa pengguna web China pun penasaran apakah benda langit yang jatuh itu bisa dimiliki oleh penemunya atau milik pemerintah setempat.

Dalam hal ini, Fu Jian, Direktur Firma Hukum Henan Zejin, mengatakan, “Jika itu adalah meteorit dengan nilai penelitian ilmiah yang penting, yang termasuk dalam kategori sumber daya alam, maka menurut Pasal 250 KUH Perdata China, meteorit tersebut adalah milik negara.

Jika meteorit tersebut tidak memiliki nilai penelitian ilmiah, maka dapat diterapkan asas preemption KUH Perdata, penemunya dapat memilikinya.

Adapun jika meteorit dengan nilai penelitian ilmiah diserahkan kepada negara, “pemerintah harus memberikan penghargaan tertentu kepada para penemunya.”

https://www.kompas.com/global/read/2022/12/31/160400070/bola-api-terlihat-di-langit-china-ternyata-4-6-miliar-tahun-lebih-tua

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke