Dilansir dari Guardian, orang-orang membawa patung Yesus Kristus melalui desa San Michele Di Ganzaria di Sisilia pada Paskah tahun 2016.
Lalu sebuah kelompok menghentikan iring-iringan, memindahkannya dari rencana perjalanan yang telah disepakati dan memaksanya untuk lewat di depan rumah ayah baptis mafia Francesco La Rocca.
La Rocca menjalani hukuman seumur hidup atas kejahatan terkait mafia, tetapi istrinya keluar dari rumah untuk menyambut simpatisan dan memberikan persembahan.
Wali kota dan pendeta San Michele Di Ganzaria menolak mengikuti prosesi yang jauh dari rute resminya dan mengecam mereka yang bertanggung jawab untuk mengalihkannya.
Seorang uskup agung Sisilia mengatakan dia berharap itu akan mencegah orang lain melakukan hal serupa di masa depan.
“Anda tidak boleh menyebut Tuhan atau namanya, yang tentunya tidak berpihak pada mafia, yang merupakan orang-orang yang kejam dan bengis,” kata uskup agung Catania, Luigi Renna.
Kelompok itu dihukum karena mengganggu acara keagamaan dan menghasut untuk melakukan kejahatan.
Delapan pemimpin yang jadi biang keladi menerima hukuman tiga tahun, dan yang lainnya dijatuhi hukuman antara enam bulan dan dua tahun, sembilan bulan penjara.
“Hukuman ini tentu akan membuat orang menderita, tapi saya harap penderitaan itu membuahkan hasil,” kata uskup agung itu.
Ini sama sekali bukan pertama kalinya prosesi keagamaan berhenti di luar rumah bos mafia.
Agama selalu menjadi jantung kejahatan terorganisir di Italia. Ayat-ayat suci diakomodir menjadi alibi.
Sudah menjadi kebiasaan untuk menghentikan prosesi keagamaan di luar rumah para bos untuk memberi penghormatan kepada mereka.
Banyak mafia melihat diri mereka sebagai bagian dari kelompok religius, seperti kultus, memohon bantuan orang-orang suci.
Patung-patung keagamaan sering dibuat membungkuk untuk menghormati bos mafia meskipun ada upaya pihak berwenang untuk menghentikan praktik tersebut.
Pada tahun 2014, Francesco Milito, uskup Oppido Mamertina-Palmi, di Calabria, melarang prosesi keagamaan setelah patung Perawan Maria digunakan untuk menghormati bos kejahatan terkenal.
Di awal kepausannya, Paus Fransiskus menggambarkan praktik-praktik ini sebagai “spiritualitas yang menyimpang” dan pada tahun 2020 Akademi Marian Internasional Kepausan mendirikan sebuah departemen untuk “membebaskan Maria dari mafia dan kekuatan kriminal".
Pada tahun 2010 para pemimpin dari 'Ndrangheta, marah pada pejabat gereja karena mengecualikan mereka dari prosesi Paskah tahunan di Sant'Onofrio, di Calabria.
Mereka membalas dendam dengan melepaskan tembakan ke rumah sebelumnya dalam aksi penembakan dari mobil.
https://www.kompas.com/global/read/2022/12/23/163000370/saat-mafia-italia-bajak-prosesi-keagamaan--berlindung-di-balik-ayat