Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Putin: Rusia Tidak Bisa Disalahkan atas Perang di Ukraina

MOSKWA, KOMPAS.com - Vladimir Putin meyakini bahwa Rusia tidak bisa disalahkan atas perang di Ukraina, dan menambahkan kedua negara sama-sama mengalami tragedi.

Selama pidato yang disiarkan televisi dengan pejabat militer senior, Presiden Rusia itu mengatakan, dia terus melihat Ukraina sebagai saudara sebangsa.

Pada Februari, Presiden Putin mengirim hingga 200.000 tentara ke Ukraina memicu perang yang telah menyebabkan ribuan kematian.

Dia mengeklaim bahwa konflik itu adalah hasil dari kebijakan negara ketiga.

Teori yang menyiratkan ekspansi Barat sebagai penyebab perang di Ukraina itu telah berulang kali ditolak di luar Rusia.

Dalam pidatonya, Presiden Putin mengklaim bahwa Barat telah "mencuci otak" republik-republik pasca-Soviet, dimulai dengan Ukraina.

"Selama bertahun-tahun, kami mencoba membangun hubungan bertetangga yang baik dengan Ukraina, menawarkan pinjaman dan energi murah, tetapi tidak berhasil," kata dia, sebagaimana dilansir BBC pada Rabu (21/12/2022).

Kekhawatiran lama Presiden Putin tampaknya berasal dari pertumbuhan NATO sejak Uni Soviet runtuh pada 1991.

Tujuan awal NATO adalah untuk menantang ekspansi Rusia setelah Perang Dunia Kedua, tetapi Kremlin telah lama berargumentasi bahwa tindakan NATO menerima bekas sekutu Soviet sebagai anggotanya mengancam keamanan Rusia.

Ketegangan antara Kremlin dan Barat meningkat setelah penggulingan Presiden Ukraina pro-Kremlin Viktor Yanukovych pada 2014, setelah berbulan-bulan protes jalanan.

Dalam pidatonya, Presiden Putin melanjutkan, "Tidak ada yang perlu dituduhkan kepada kami. Kami selalu menganggap orang Ukraina sebagai saudara dan saya masih berpikir demikian. Apa yang terjadi sekarang adalah sebuah tragedi, tapi itu bukan salah kami."

Rusia telah meluncurkan lebih dari 1.000 rudal dan drone serang buatan Iran dalam gelombang serangan terhadap infrastruktur sipil kelistrikan Ukraina yang dimulai pada 10 Oktober.

Serangan itu telah menjerumuskan jutaan orang ke dalam kegelapan.

Pejabat militer Rusia berjanji untuk melanjutkan apa yang disebut "operasi militer khusus" hingga tahun 2023.

Ketika Rusia melancarkan invasi besar-besaran pada Februari, Presiden Putin berjanji hanya tentara profesional yang akan ambil bagian.

Namun, pada September semuanya berubah ketika dia mengumumkan "mobilisasi parsial", yang berpotensi merekrut ratusan ribu warga Rusia ke dalam angkatan bersenjata.

Sekarang, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu telah mengusulkan untuk menaikkan rentang usia wajib militer Rusia.

Di bawah undang-undang saat ini, orang Rusia berusia 18-27 dapat dipanggil untuk wajib militer.

Namun, Shoigu sekarang mengusulkan ini akan mencakup warga negara berusia 21-30.

Shoigu juga mengumumkan rencana untuk mendirikan pangkalan di dua kota pelabuhan, Berdyansk dan Mariupol, yang direbut selama serangan Rusia.

Namun, dalam beberapa bulan terakhir pasukan Ukraina telah membuat serangkaian kemajuan besar, termasuk merebut kembali Kherson--satu-satunya ibu kota regional yang direbut oleh pasukan Rusia sejak invasi.

Pidato itu disampaikan saat pemimpin Ukraina Volodymyr Zelensky tiba di Washington untuk kunjungan pertamanya di luar Ukraina sejak Rusia menginvasi 10 bulan lalu.

https://www.kompas.com/global/read/2022/12/22/090833970/putin-rusia-tidak-bisa-disalahkan-atas-perang-di-ukraina

Terkini Lainnya

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke