Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Peliknya Pembahasan Rencana Perdamaian Myanmar dalam KTT ASEAN

Dilansir dari Reuters, aggota blok regional yang semakin frustrasi berjuang untuk membuat junta negara itu mematuhi rencana perdamaian yang disepakati.

Anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) menyalahkan penguasa militer Myanmar karena gagal mengimplementasikan rencana perdamaian yang disepakati bersama tahun lalu.

Hal ini mencakup mengakhiri permusuhan dan mengizinkan akses utusan khusus dan bantuan.

Kekacauan politik, sosial dan ekonomi telah mencengkeram Myanmar sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi tahun lalu.

Juntw memimpin penumpasan mematikan terhadap para pembangkang dan membongkar reformasi bertahun-tahun di negara demokrasi yang dulu masih baru.

ASEAN, yang telah melarang para pemimpin junta bertemu sejak tahun lalu, pekan lalu mengulangi komitmennya terhadap apa yang disebut konsensus perdamaian lima poin, dengan beberapa anggota mendesak sikap yang lebih kuat.

Kementerian luar negeri Malaysia, yang sejauh ini paling kritis terhadap junta, mengatakan akan menyerukan sikap yang lebih tegas oleh ASEAN pada pertemuan minggu ini.

Menteri luar negeri Indonesia pekan lalu mengatakan junta, bukan ASEAN, bertanggung jawab atas kurangnya kemajuan dalam rencana perdamaian dan bahwa rekomendasi akan diberikan kepada para pemimpin minggu ini untuk memperkuat pelaksanaannya.

Anggota seperti Singapura dan Filipina hanya mendesak dialog dan kepatuhan dengan rencana perdamaian.

Junta menyalahkan kurangnya kemajuan pada pandemi dan hambatan dari gerakan perlawanan bersenjata yang disebut teroris.

James Crabtree, Direktur Eksekutif Institut Internasional untuk Studi Strategis-Asia, mengatakan ASEAN sedang berjuang untuk mengatasi perpecahan internal atas Myanmar dan masalah lainnya.

https://www.kompas.com/global/read/2022/11/11/093000770/peliknya-pembahasan-rencana-perdamaian-myanmar-dalam-ktt-asean

Terkini Lainnya

AS Optimis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

Global
Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis, Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis, Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Pelantikan Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Pelantikan Putin

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke