Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Putin Tanggapi Keberhasilan Serangan Balasan Ukraina, Pastikan Rencana Rusia Tidak Berubah

TASHKENT, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin untuk pertama kalinya secara terbuka menanggapi keberhasilan serangan balasan Ukraina baru-baru ini dengan mengatakan bahwa hal itu tidak akan mengubah rencana Rusia.

Dalam serangan balik yang cepat, pasukan Ukraina mengatakan mereka merebut lebih dari 8.000 km persegi (3.088 mil persegi) dalam enam hari di wilayah timur laut Kharkiv.

Namun Putin mengatakan dia tidak terburu-buru, dan serangan di wilayah Donbas Ukraina tetap di jalurnya.

Dia juga mencatat bahwa Rusia sejauh ini belum mengerahkan pasukan penuhnya.

"Operasi ofensif kami di Donbas tidak berhenti. Mereka bergerak maju - tidak dengan kecepatan yang sangat cepat - tetapi mereka secara bertahap mengambil lebih banyak wilayah," katanya setelah pertemuan puncak di Uzbekistan.

Kawasan industri Donbas di Ukraina timur adalah fokus invasi Rusia, yang menurut Putin diperlukan untuk menyelamatkan penutur bahasa Rusia dari genosida.

Bagian dari Donbas telah diduduki oleh separatis yang didukung Rusia sejak 2014. Wilayah Kharkiv, di mana serangan balik Ukraina baru-baru ini diluncurkan, bukan bagian dari Donbas.

Dalam komentar Jumat (16/9/2022), Putin juga menunjukkan bahwa hanya sebagian dari tentara Rusia yang bertempur di Ukraina. Dia pun mengancam tanggapan "lebih serius" jika serangan Ukraina berlanjut.

"Saya mengingatkan Anda bahwa tentara Rusia tidak berperang secara keseluruhan... Hanya tentara profesional yang berperang."

Upaya merekrut narapidana

Rusia awalnya membantah mengirim tentara wajib militer ke Ukraina, tetapi beberapa perwira didisiplinkan setelah kasus terungkap bahwa wajib militer dipaksa menandatangani kontrak dan dalam beberapa kasus ditawan.

Sejauh ini, Rusia belum secara resmi menyatakan perang terhadap Ukraina dan hanya menyebut invasinya sebagai "operasi militer khusus".

Tetapi setelah kekalahan Rusia baru-baru ini, beberapa komentator pro-Kremlin menyerukan lebih banyak pasukan untuk dimobilisasi.

Sebuah video bocor baru-baru ini yang tampaknya menunjukkan upaya untuk merekrut narapidana ke sebuah perusahaan militer swasta, dinilai memperlihatkan bahwa Rusia sedang berjuang untuk menemukan cukup banyak pria yang bersedia untuk berperang.

Putin jarang meninggalkan Rusia sejak invasi ke Ukraina pada Februari. Kunjungan minggu ini ke KTT Organisasi Kerjasama Shanghai di Samarkand - di mana ia bertemu dengan pemimpin China Xi Jinping - menyoroti kebutuhannya untuk membina hubungan dengan negara-negara Asia setelah dikesampingkan oleh Barat.

Tetapi bahkan di sana, para pemimpin telah menyatakan keprihatinan atas invasi tersebut.

"Waktu saat ini bukan waktu untuk perang," kata Perdana Menteri India Narendra Modi kepada Putin.

Dan pada hari sebelumnya, Putin mengisyaratkan bahwa Xi Jinping juga tidak setuju.

"Kami memahami pertanyaan dan kekhawatiran Anda," katanya kepada pemimpin China sehubungan dengan serangan Rusia ke Ukraina.

https://www.kompas.com/global/read/2022/09/17/160100670/putin-tanggapi-keberhasilan-serangan-balasan-ukraina-pastikan-rencana

Terkini Lainnya

Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Global
Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Global
Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Global
[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

Global
 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke