MOSKWA, KOMPAS.com – Moskwa tak terima setelah parlemen Latvia mengeluarkan resolusi yang menyebut Rusia sebagai negara sponsor terorisme.
Moskwa lantas mengecam resolusi tersebut dan menganggap itu sebagai xenofibia, alias ketidaksukaan atau ketakutan terhadap orang-orang dari negara lain atau yang dianggap asing.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan pada Kamis (11/8/2022), resolusi tersebut tak ada substansinya.
“Kecuali xenofobia kebinatangan, di balik keputusan ini, perlu untuk menyebut para ideolog tidak lebih dari neo-Nazi,” Zakharova di Telegram.
Resolusi itu berbunyi bahwa Latvia mengakui tindakan Rusia di Ukraina sebagai genosida yang ditargetkan terhadap rakyat Ukraina.
Selain itu, resolusi tersebut juga menyerukan dukungan militer, keuangan, kemanusiaan dan diplomatik yang lebih besar untuk Ukraina, sebagaimana dilansir Reuters.
Parlemen Latvia juga meminta sekutu Barat untuk menjatuhkan sanksi yang lebih komprehensif terhadap Moskwa untuk mengakhiri konflik di Ukraina.
“Latvia mengakui tindakan Rusia di Ukraina sebagai genosida yang ditargetkan terhadap rakyat Ukraina,” bunyi resolusi dari parlemen Latvia.
Jutaan warga Ukraina telah meninggalkan rumah mereka dan ribuan lainnya tewas sejak Rusia melancarkan invasinya pada Februari.
Rusia berulang kali menyebut invasinya ke Ukraina sebagai operasi militer khusus.
Moskwa berdalih, serbuan ke Ukraina tidak hanya untuk menjaga keamanan dalam negeri, tetapi juga untuk melindungi penutur bahasa Rusia dari penganiayaan.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba berterima kasih atas resolusi dati parlemen Latvia.
“Ukraina mendorong negara dan organisasi lain untuk mengikutinya,” kata Kuleba di Twitter.
https://www.kompas.com/global/read/2022/08/11/204600070/latvia-anggap-rusia-sponsori-terorisme-moskwa-tak-terima