Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Derita Anak-anak Korban Gempa Afghanistan: Kekurangan Makanan, Tak Ada Tempat Berlindung

Gempa bumi magnitudo 5,9 pada hari Rabu (22/6/2022) di provinsi-provinsi timur yang berbukit-bukit menewaskan sedikitnya 1.000 orang dan menghancurkan atau merusak sekitar 10.000 rumah.

Gempa juga telah merobohkan menara telepon seluler dan kabel listrik sambil memicu tanah longsor dan bebatuan yang menghalangi jalan-jalan pegunungan.

Bantuan mulai mengalir ke beberapa daerah yang terkena dampak pada hari Kamis (23/6/2022) meski otoritas setempat kesulitan mencapai provinsi yang terkena dampak.

“Meskipun helikopter berperan penting memindahkan yang terluka dan memberikan bantuan, tapi mereka tidak cukup berkeliling,” laporan Ali Latifi dari Al Jazeera di Garde, provinsi Paktia timur.

Mawlawi Khalid, komandan Korps Tentara Mansoori 203 Taliban, mengatakan bahwa semua helikopter telah dibawa dari Kandahar dan Kabul.

“Tentunya masih banyak lagi, masih ada kekurangan,” katanya.

Di provinsi Paktika yang terkena dampak parah, penduduk Yaqoub Khan mengatakan bahwa semua bangunan telah rata dengan tanah, termasuk masjid setempat.

"Tidak ada yang tersisa di sini, hanya yang terluka," katanya.

Pihak berwenang mengatakan gempa tersebut menyebabkan sekitar 2.000 orang terluka.

Ali Khan, seorang penduduk distrik Gayan di Paktika, mengatakan bahwa tanah mulai bergetar sekitar pukul 01.30 waktu setempat.

“Keluarga saya 10 orang, termasuk anak-anak, terbunuh,” katanya.

Khan mencari bantuan medis untuk kerabatnya yang masih hidup, tapi itu tampaknya tidak mungkin.

“Ada klinik swasta tapi jaraknya 30 menit. Tidak ada rumah sakit pemerintah,” katanya.

Di beberapa distrik yang terkena dampak terburuk, para penyintas mengatakan mereka bahkan berjuang menemukan peralatan untuk menguburkan orang mati dan tidak memiliki perbekalan yang paling mendasar.

“Tidak ada selimut, tenda, tidak ada tempat berteduh. Seluruh sistem distribusi air kami hancur. Benar-benar tidak ada yang bisa dimakan,” kata Zaitullah Ghurziwal, 21 tahun, kepada kantor berita AFP di desanya di provinsi Paktika.

Operasi penyelamatan merupakan ujian besar bagi Taliban, yang mengambil alih saat pasukan internasional pimpinan AS mundur pada Agustus setelah perang selama dua dekade.

Kementerian pertahanan Taliban mengklaim pada Rabu pagi bahwa 90 persen operasi pencarian dan penyelamatan telah selesai.

Pada Jumat (24/6/2022), Mohammad Nassim Haqqani, juru bicara kementerian bencana, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa "operasi pencarian telah selesai".

Dia tidak menjelaskan mengapa pencarian korban dihentikan setelah sekitar 48 jam.

Korban selamat telah ditarik dari puing-puing gempa bumi lainnya setelah waktu yang jauh lebih lama.

Dua pensiunan perwira di Nepal yang terlibat setelah gempa bumi tahun 2015 yang menewaskan 9.000 orang mengungkapkan keterkejutannya kepada Reuters bahwa operasi penyelamatan bisa hampir selesai begitu cepat.

Tetapi mereka mencatat bahwa jika sebagian besar rumah yang rusak kecil mungkin saja terjadi.

Pemerintah Taliban telah berulang kali menyerukan bantuan internasional, meskipun negara itu terputus dari banyak bantuan asing karena sanksi.

“Kami menyerukan badan penanggulangan bencana alam dan masyarakat internasional untuk memberikan bantuan segera dan komprehensif kepada rakyat Afghanistan,” kata Abdul Qahar Balkhi, juru bicara kementerian luar negeri Afghanistan, dalam sebuah tweet.

Menurut PBB, badan pengungsi UNHCR telah mengirimkan tenda, selimut dan terpal plastik. Program Pangan Dunia telah mengirimkan stok makanan untuk sekitar 14.000 orang di provinsi Paktika, dan WHO telah menyediakan 10 ton pasokan medis yang cukup untuk 5.400 operasi.

Kantor kemanusiaan PBB (OCHA)
Save the Children mengatakan lebih dari 118.000 anak terkena dampak bencana tersebut.

“Banyak anak sekarang kemungkinan besar tanpa air minum bersih, makanan, dan tempat yang aman untuk tidur,” kata badan amal internasional itu.

https://www.kompas.com/global/read/2022/06/24/173000070/derita-anak-anak-korban-gempa-afghanistan--kekurangan-makanan-tak-ada

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke