NEW YORK, KOMPAS.com - Starbucks mengatakan pada Senin (23/5/2022), bahwa mereka akan hengkang dari Rusia dan menutup 130 gerainya di negara itu.
Starbucks mulanya telah menangguhkan operasionalnya pada awal Maret setelah invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari.
Mereka kini mengatakan akan keluar dari Rusia dan tidak lagi memiliki merek di pasar negara itu.
"Kami akan terus mendukung hampir 2.000 mitra apron hijau (karyawan) di Rusia, termasuk pembayaran selama enam bulan dan bantuan bagi mitra untuk transisi ke peluang baru di luar Starbucks," kata Starbucks, dilansir dari AFP.
Keputusan hengkangnya Starbucks ini diketahui diambil hanya beberapa hari setelah perusahaan makanan cepat saji McDonald’s telah lebih dulu memutuskan keluar dari Rusia pada pekan lalu.
Merek-merek dagang AS berada di bawah tekanan untuk memutuskan hubungan dengan Rusia di tengah kecaman internasional atas invasi Ukraina.
Starbucks telah berada di Rusia selama 15 tahun.
Dalam acara investor pada Desember 2010, para eksekutif menyoroti negara itu sebagai pasar utama yang sedang berkembang untuk merek tersebut, bersama dengan China, Brasil, dan India.
Starbucks tidak mengungkapkan dampak keuangan dari keluarnya perusahaan tersebut dari Rusia.
McDonald's sendiri mengatakan keluarnya akan menghasilkan biaya satu kali sebesar 1,2 miliar dollar AS hingga 1,4 miliar dollar AS.
Pada Kamis (19/5/2022), McDonald's mengatakan telah mencapai kesepakatan untuk menjual bisnisnya di Rusia kepada pengusaha lokal bernama Alexander Govor, pemegang lisensi McDonald's.
Sementara itu, saham Starbucks dilaporkan naik 0,5 persen menjadi 73,76 dollar AS pada Senin pagi.
https://www.kompas.com/global/read/2022/05/24/062900370/starbucks-umumkan-akan-keluar-dari-rusia-tutup-130-gerai