Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pembuatan Bunker Nuklir Melonjak saat Perang Rusia-Ukraina Picu Ketakutan di Seluruh Eropa

BERLIN, KOMPAS.com - Perusahaan di seluruh Eropa melaporkan peningkatan tajam dalam permintaan pembuatan bunker nuklir atau tempat perlindungan bom, karena warga khawatir akan kemungkinan penggunaan senjata nuklir dalam perang Rusia-Ukraina.

Penduduk di Jerman, Swiss, Perancis, dan Inggris semakin banyak mencari informasi tentang cara membangun dan membeli tempat perlindungan, di tengah kekhawatiran bahwa perang dapat menyebar lebih jauh ke Eropa, beberapa perusahaan baru-baru ini mengatakan kepada The Telegraph.

Rusia telah berulang kali memperingatkan Barat untuk tidak ikut campur dalam invasinya ke Ukraina. Moskwa juga menyinggung kemungkinan menggunakan senjata nuklir, jika ketegangan semakin meningkat.

Setelah dua bulan pertempuran berdarah di Ukraina, Eropa—dan bahkan beberapa orang Amerika Serikat (AS)—khawatir bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin dapat segera menargetkan negara lain dengan senjata mematikan.

"Dalam beberapa minggu pertama Maret, orang-orang benar-benar ketakutan dan menginginkan bantuan segera," kata Claus Haglund dari Bühler GmbH, dari perusahaan Swiss yang memasang dan memperbaiki bunker kepada The Telegraph dilansir dari Newsweek pada Minggu (1/5/2022).

Dia menambahkan bahwa permintaan untuk bunker baru atau perbaikan telah "meledak" sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai pada 24 Februari.

Kepada outlet berita itu, perusahaan konstruksi ruang bawah tanah khusus di Inggris juga mengatakan permintaan tempat penampungan melonjak 100 persen kali ini dibandingkan tahun lalu.

Di Jerman, satu-satunya produsen bunker yang membangun tempat perlindungan untuk individu pribadi juga mengatakan mendapat rekor permintaan sejak perang dimulai.

Mario Piejde, CEO perusahaan Jerman BSSD, mengatakan kepada media lokal bahwa mereka menerima lebih dari 1.000 panggilan per hari, menurut The Telegraph.

"Sudah seperti ini selama enam minggu," katanya awal bulan ini. "Orang-orang panik."

Bahkan pemerintah Jerman mengumumkan awal bulan ini bahwa mereka akan mulai menginvestasikan uang untuk memperkuat tempat penampungan bawah tanah, dan membangun stok krisis jika terjadi perang.

"Saat ini ada 599 tempat penampungan umum di Jerman. Kami akan memeriksa apakah kami dapat meningkatkan lebih banyak sistem seperti itu," kata Menteri Dalam Negeri Nancy Faeser bulan ini, menurut Reuters.

Menurutnya, Jerman juga sedang mengerjakan konsep baru untuk memungkinkan tempat parkir bawah tanah, stasiun kereta bawah tanah, dan ruang bawah tanah menjadi tempat perlindungan yang memungkinkan.

Sementara itu Insider melaporkan, beberapa perusahaan yang berbasis di AS yang berspesialisasi dalam tempat penampungan bawah tanah mengatakan melihat peningkatan permintaan sejak akhir Februari.

Peringatan Putin

Rusia menempatkan pasukan nuklir negaranya pada "kesiapan tempur khusus" pada awal perang.

Pekan lalu, negara itu menguji coba rudal balistik antarbenua Sarmat yang berkemampuan nuklir, juga dikenal sebagai Satan II. Menurut Putin, senjata itu akan membuat musuh asing Moskwa "berpikir dua kali."

Pada Kamis (28/4/2022), presiden Rusia tampaknya menyiratkan bahwa dia akan menggunakan senjata semacam itu jika negara-negara Barat terus ikut campur di Ukraina atau membuat ancaman terhadap Moskwa.

"Jika seseorang bermaksud campur tangan atas apa yang terjadi dari luar dan menciptakan ancaman strategis yang tidak dapat diterima bagi kami, maka mereka harus tahu bahwa respons kami terhadap serangan yang akan datang akan cepat, secepat kilat," kata Putin berbicara di Saint Petersburg, menurut CNN.

"Kami memiliki semua alat untuk ini, yang tidak dapat dibanggakan oleh siapa pun, dan kami tidak akan membual—kami akan menggunakannya jika diperlukan—dan saya ingin semua orang mengetahui hal ini. Semua keputusan telah dibuat dalam hal ini."

Sementara itu, sebuah program berita di Rusia minggu ini mempromosikan prospek perang yang menyebar di "Eropa dan dunia."

Seorang tamu bahkan menyarankan bahwa senjata nuklir harus menargetkan Inggris karena dukungannya untuk Ukraina.

Meskipun demikian, seorang pejabat senior pertahanan AS mengatakan kepada Reuters pada Jumat (29/4/2022) bahwa terlepas dari retorika Moskwa, saat ini tidak diyakini bahwa ada ancaman serius dari Rusia untuk menggunakan senjata nuklir.

"Kami terus memantau kemampuan nuklir mereka (Rusia) setiap hari sebaik mungkin, dan kami tidak menilai bahwa ada ancaman penggunaan senjata nuklir dan tidak ada ancaman terhadap wilayah NATO," pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonim.

https://www.kompas.com/global/read/2022/05/01/183100570/pembuatan-bunker-nuklir-melonjak-saat-perang-rusia-ukraina-picu-ketakutan

Terkini Lainnya

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke