Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Vatikan Pertimbangkan Yerusalem Jadi Tempat Pertemuan Paus Fransiskus dan Patriark Rusia

VATICAN CITY, KOMPAS.com - Vatikan mempertimbangkan untuk memperpanjang perjalanan Paus Fransiskus ke Libanon pada Juni, sehingga ia dapat terbang ke Yerusalem untuk bertemu di sana Patriark Ortodoks Rusia Kirill, yang telah mendukung perang Rusia di Ukraina.

Kabar dari dua sumber yang mengatakan kepada Reuters pada Senin (11/4/2022), jika benar-benar terwujud akan menjadi petemuan kedua antara pemimpin agama itu.

Pertemuan pertama antara keduanya terjadi di Kuba pada 2016. Itu menjadi yang perjumpaan pertama Pemimpin Gereja Katolik Roma dan Pemimpin Gereja Ortodoks Rusia, sejak Skisma Besar yang memisahkan agama Kristen menjadi cabang-cabang Timur dan Barat pada 1054.

Kirill (75 tahun), telah memberikan restu penuh atas invasi Rusia ke Ukraina. Posisinya telah memecah Gereja Ortodoks di seluruh dunia, dan melepaskan pemberontakan internal yang menurut para teolog dan akademisi belum pernah terjadi sebelumnya.

Sumber, yang berbicara dengan syarat anonim kepada Reuters, mengatakan rencananya adalah Paus Fransiskus (85 tahun), yang dijadwalkan berada di Lebanon pada 12-13 Juni, akan terbang ke Amman, Yordania pada pagi 14 Juni.

Dari sana, dia akan naik helikopter ke Yerusalem pada hari yang sama untuk bertemu dengan Kirill dan kemudian kembali ke Roma dari sana, kata sumber tersebut.

Satu sumber mengatakan perjalanan itu tampaknya hampir pasti, sementara yang lain mengatakan itu adalah satu kemungkinan.

Sekembalinya dari perjalanannya ke Malta minggu lalu, Paus Fransiskus mengatakan dia berharap bertemu Kirill di suatu tempat di Timur Tengah tahun ini, tetapi tidak mengatakan di mana.

Kirill meminta Rusia pada Minggu (10/4/2022) untuk mendukung pihak berwenang ketika Moskwa mengejar apa yang disebutnya "operasi militer khusus" di Ukraina.

Pemimpin Gereja Ortodoks Rusia itu sebelumnya telah membuat pernyataan membela tindakan Moskwa di Ukraina. Dia memandang perang sebagai benteng melawan budaya Barat liberal, yang dia anggap dekaden.

"Biarkan Tuhan membantu kita bersatu selama masa sulit ini untuk Tanah Air kita, termasuk di sekitar pihak berwenang," kantor berita Interfax mengutip pernyataan Kirill pada sebuah khotbah di Moskwa.

Rusia mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari untuk menurunkan kemampuan militer tetangga selatannya, dan membasmi orang-orang yang disebutnya nasionalis berbahaya.

Paus Fransiskus telah menolak terminologi itu, dan menyebut itu perang.

Sejak perang dimulai, Paus ke-266 itu hanya menyebut Rusia secara eksplisit dalam doa-doa, seperti saat acara global khusus untuk perdamaian pada 25 Maret.

Namun ia telah memperjelas kritiknya terhadap tindakan Rusia, dengan menggunakan kata-kata invasi, agresi, dan kekejaman.

Pada Minggu (10/4/2022), Paus Fransiskus menyerukan gencatan senjata Paskah di Ukraina. Dalam referensi yang jelas ke Rusia, dia juga mempertanyakan makna dari menanam bendera kemenangan "di tumpukan puing".

https://www.kompas.com/global/read/2022/04/12/085800570/vatikan-pertimbangkan-yerusalem-jadi-tempat-pertemuan-paus-fransiskus-dan

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Spanyol Tolak Kapal Bawa 27 Ton Bahan Peledak | Pasokan Medis Tak Bisa Masuk Gaza

[POPULER GLOBAL] Spanyol Tolak Kapal Bawa 27 Ton Bahan Peledak | Pasokan Medis Tak Bisa Masuk Gaza

Global
WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke