PETROPOLIS, KOMPAS.com - Upaya pencarian korban banjir bandang dan longsor Brasil masih berlangsung hingga Jumat (18/2/2022), untuk orang-orang yang terkubur oleh banjir lumpur yang menyapu kota Petropoli.
Sebanyak 136 jenazah telah diridentifikasi hingga saat ini, menurut pejabat pertahanan sipil, di kota wisata yang biasanya indah, sekitar 60 kilometer (37 mil) utara Rio de Janeiro.
Namun setelah tiga hari, harapan untuk menemukan lebih banyak korban selamat memudar.
Wali Kota Petropolis Rubens Bomtempo mengatakan pada konferensi pers Jumat (18/2/2022) malam bahwa "sulit setelah sekian lama" untuk menemukan orang yang masih hidup.
Pada Selasa (15/2/2022), jalan-jalan kota berubah menjadi sungai lumpur yang deras yang menyapu rumah, mobil, dan pepohonan, setelah hujan lebat yang melanda wilayah itu sejak 1932, kata gubernur Rio Claudio Castro.
"Kami melihat kehancuran yang sangat besar, seperti adegan perang," kata Bolsonaro kepada wartawan setelah helikopternya terbang di lokasi bencana alam Jumat (18/2/2022) sebagaimana dilansir AFP.
Dia langsung menuju Petropolis sekembalinya ke Brasil setelah kunjungan resmi ke Rusia dan Hongaria.
Pada Jumat (18/2/2022) pagi, bel alarm berbunyi sekali lagi di daerah-daerah berisiko tinggi tanah longsor di kota berpenduduk 300.000 orang itu.
"Risiko longsor... hati-hati, pindah ke tempat yang aman," demikian pesan melalui pengeras suara di tengah hujan deras yang terus mengguyur dini hari, yang kemudian reda.
"Semua orang sangat ketakutan dan melompat karena suara sekecil apa pun," kata Atenor Alves de Alcantara, seorang pensiunan berusia 67 tahun yang rumahnya berada di jalur air.
"Bagus kalau Presiden mengunjungi kita, tapi itu tidak akan mengubah apapun," tambahnya.
Merasa diabaikan
Lebih dari 500 petugas pemadam kebakaran dengan helikopter, mesin penggalian dan anjing pelacak melanjutkan pencarian, bahkan ketika harapan menemukan orang hidup semakin menipis.
Ratusan sukarelawan membantu warga yang menggali lumpur sendiri dalam pencarian panik untuk orang-orang terkasih yang hilang.
Di lingkungan Alta de Serra, 80 rumah ditelan, dan mayat 98 orang telah ditemukan sejak Selasa (15/2/2022).
"Mungkin masih ada 50 orang di bawah sana," kata Roberto Amaral, koordinator regu penyelamat khusus pemadam kebakaran.
"Kami ingin menyelesaikan pencarian sesegera mungkin, tetapi kami akan bekerja sampai mayat terakhir dikeluarkan," tambahnya.
Banyak warga yang mengaku merasa diabaikan.
Bolsonaro mengatakan orang memiliki hak untuk mengkritik, tetapi "kami tidak dapat memprediksi semua yang akan terjadi dalam 8,5 juta kilometer persegi" (3,3 juta mil persegi) -- luas permukaan Brasil.
"Ini bukan pertama kalinya sebuah tragedi terjadi di sini," kata presiden, seraya menambahkan bahwa "kami akan melakukan bagian kami."
Petropolis dan wilayah sekitarnya sebelumnya dilanda badai hebat pada Januari 2011, ketika lebih dari 900 orang tewas akibat banjir dan tanah longsor.
Banjir bandang dan longsor Brasil pada Selasa (15/2/2022) adalah yang terbaru dari serangkaian badai mematikan -- yang menurut para ahli diperburuk oleh perubahan iklim -- yang melanda Brasil dalam tiga bulan terakhir.
Bulan lalu, hujan deras memicu banjir dan tanah longsor yang menewaskan sedikitnya 28 orang di Brasil tenggara, terutama di negara bagian Sao Paulo.
Hujan lebat juga terjadi di negara bagian Bahia, di mana 24 orang tewas pada Desember.
Paus Fransiskus mengirim pesan belasungkawa pada Jumat (18/2/2022), dan meyakinkan komunitas dalam sebuah pernyataan dari Vatikan mengatakan "turut merasakan kesedihan semua orang yang berduka atau yang telah kehilangan harta benda mereka."
https://www.kompas.com/global/read/2022/02/19/180000070/136-korban-tewas-218-masih-hilang-akibat-banjir-bandang-dan-longsor