Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kronologi Bunuh Diri Liu Xuezhou yang Gemparkan China: Dijual Saat Kecil lalu Ditolak Orangtua Kandung

Remaja China berusia 17 tahun itu bunuh diri setelah ditolak oleh ayah dan ibu kandung yang menjualnya. Mereka menyebut putranya itu meminjam uang untuk bepergian dan berulang kali minta dibelikan rumah.

Permintaan itu dikatakan ibu Liu Xuezhou yang hanya disebut dengan nama keluarganya, Zhang, setelah reuni dengan putranya tersebut dua minggu usai Liu bertemu dengan ayahnya, Ding Shuangquan.

Liu Xuezhou dijual saat kecil

Menurut laporan media yang dihimpun BBC, Liu Xuezhou dijual oleh orangtua kandungnya pada 2005 dan dibawa oleh keluarga lain.

Namun, orangtua angkatnya kemudian tewas dalam kecelakaan saat dia berusia empat tahun. Liu Xuezhou lalu menghabiskan sebagian besar hidupnya dengan kakek, nenek, dan kerabat lainnya.

Kemudian, remaja yang bekerja sebagai guru pelatihan dari kota Shijiazhuang di provinsi Hebei tersebut pada awal Desember 2021 mengunggah video meminta bantuan untuk menemukan orangtua kandungnya.

Setelah kisahnya viral, Liu Xuezhou bertemu dengan ayah kandungnya, Ding Shuangquan, di kota Datong, provinsi Shaanxi, pada 26 Desember 2021 berkat bantuan polisi dan bukti DNA.

Sekitar dua minggu kemudian Liu Xuezhou bertemu ibu kandungnya di lokasi terpisah. Ayah dan ibu kandungnya tersebut sudah bercerai dan masing-masing memiliki keluarga baru, menurut The Beijing News.

Akan tetapi, tak lama kemudian keadaan itu berubah 180 derajat.

Tangkapan layar yang diunggah Liu Xuezhou di Douyin pada Senin (24/1/2022) menunjukkan Zhang memblokirnya di WeChat, aplikasi perpesanan populer di China.

Dalam unggahan terpisah, Liu Xuezhou mengaku Ding Shuangquan menolaknya masuk ke rumah karena khawatir istrinya akan menceraikannya.

"Apa Anda tidak berpikir tentang bagaimana putra kandungmu bisa bertahan lebih dari 10 tahun," katanya dikutip dari 7News

Zhang dua hari kemudian berkata kepada The Beijing News, Liu Xuezhou meminjam uang dari mereka untuk bepergian dan berulang kali minta dibelikan rumah di Hebei, tetapi keduanya tidak mampu membelikannya.

Liu Xuezhou langsung membantah tuduhan tersebut di Weibo, semacam Twitter di China, dengan menyebut tudingan itu membuatnya tak bisa berkata-kata.

"Kapan aku meminta Anda membelikan rumah di Hebei?... Tolong jangan mengarang untuk membuat diri Anda tidak bersalah," tulisnya.

Sementara itu, dikutip dari BBC, Liu Xuezhou disebut bertanya kepada Zhang dan Ding Shuangquan apakah bisa tinggal bersama mereka, atau membelikan/mengontrakkan rumah untuknya karena dia tidak memiliki tempat tinggal sendiri.

Namun, karena permintaannya ditolak, Liu Xuezhou dilaporkan hendak menuntut orangtua kandungnya karena penelantaran. Di Weibo dia mengancam akan menyeret mereka ke pengadilan.

Zhang lalu mengatakan kepada The Beijing News, dia memutus hubungan dengan Liu Xuezhou agar hidupnya kembali tenang.

Dia juga mengaku telah dilecehkan dan diancam setelah Liu Xuezhou merilis rekaman salah satu percakapan mereka di telepon.

"Orangtua juga manusia dan saya takut. Tidakkah kamu akan menjauh kalau dia anakmu dan bersikap begitu defensif bahkan merekam percakapanmu?" kata Zhang.

"Ayahnya sudah menikah lagi, saya juga. Dia memaksa kami membelikannya rumah, tapi kami tidak mampu melakukannya."

Akan tetapi, pendukung Liu Xuezhou mengatakan di media sosial, cyberbullying yang dia alami terlalu berat, bahkan oleh orang dewasa sekalipun.

“Saya harap di kehidupan Anda selanjutnya, Anda menemukan orangtua yang melindungi Anda, saudara-saudara, yang mencintai Anda dan menjalani hidup tanpa kekhawatiran,” tulis warganet lainnya dikutip dari 7News.

Sebelum jasadnya ditemukan, Liu Xuezhou mengunggah catatan panjang di Weibo.

Dia mengatakan, terinspirasi untuk mencari orangtua kandungnya setelah melihat rekaman reuni mengharukan di Shenzei bulan lalu antara seorang ayah dan putranya yang lama hilang.

"Aku dilahirkan tidak berharga, ketika aku kembali pun masih bukan apa-apa."

"Matahari bersinar di laut. Aku milik langit dan laut. Di sini aku mengakhiri hidupku, aku akan membawa serta pemandangan terindah di dunia ini."

Kontak bantuan

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu. Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada. Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:

https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

https://www.kompas.com/global/read/2022/01/27/190400770/kronologi-bunuh-diri-liu-xuezhou-yang-gemparkan-china--dijual-saat-kecil

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke