Moskwa dalam beberapa pekan terakhir mengumpulkan sekitar 100.000 tentara di dekat perbatasan dengan Ukraina, memicu kekhawatiran bahwa konflik Timur-Barat paling serius sejak Perang Dingin akan segera pecah.
Para analis yang dikutip AFP mengatakan, pengerahan pasukan Rusia memberi Moskwa serangkaian pilihan, dan Presiden Vladimir Putin akan mempertimbangkan berbagai faktor mulai dari pembalasan Barat hingga cuaca.
"Dari sudut pandang militer, Rusia sedang mempersiapkan berbagai kemungkinan, mulai dari agitasi psikologis - melalui dunia maya dan sarana informasi - hingga invasi besar-besaran," kata Mathieu Boulegue, peneliti di Chatham House, think tank yang berbasis di London.
"Untuk Moskwa, pertanyaannya bukan lagi 'jika', tetapi 'kapan' dan 'bagaimana' intervensinya di Ukraina," katanya, dengan alasan bahwa "Rusia hanya menunggu alasan".
Terlepas dari pengerahan darat massal, invasi akan berbiaya tinggi bagi Rusia. Itulah sebabnya Putin dapat memilih serangan udara dan artileri di pusat komando dan kontrol Ukraina untuk menghancurkan kemampuan mereka membalas tanpa harus menggerakkan tentara Rusia, terangnya.
Dalam apa yang dilihat banyak orang sebagai serangan pembuka di konflik, Ukraina pekan lalu mengalami serangan siber besar-besaran yang ditudingkan Barat kepada Rusia.
Sementara itu, Moskwa merencanakan latihan militer besar dengan rezim di negara tetangga Ukraina yang pro-Kremlin, Belarus, pada Februari.
“Rusia suka memainkan kekuatan yang dapat mengkalibrasi krisis dari de-eskalasi total hingga perang total, sehingga mereka memiliki semua pilihan,” kata William Alberque dari International Institute for Strategic Studies.
Dia mengatakan, opsi ini berkisar dari perang dunia maya dan informasi hingga invasi besar-besaran.
"Mereka (Rusia) menginginkan sesuatu dari Ukraina," tambahnya.
Alberque melanjutkan, pergantian musim dari musim dingin ke musim semi memberikan faktor lain.
"Rusia memiliki peluang mulai sekarang hingga suhu harian naik di Ukraina. Hal terakhir yang mereka inginkan adalah mengoperasikan tank di musim semi, karena mereka akan benar-benar tersendat," katanya.
Dia mengatakan, sejumlah besar tentara Rusia yang dikerahkan di perbatasan pun tidak cukup untuk invasi besar-besaran dan pendudukan Ukraina.
"Ketika pada 1968 Uni Soviet masuk ke Cekoslowakia - yang merupakan negara kecil - mereka memiliki setidaknya dua kali lebih banyak tentara daripada Rusia di perbatasan Ukraina," katanya.
Keir Giles direktur penelitian di Conflict Studies Research Centre mengatakan, Rusia memiliki banyak pilihan selain invasi darat untuk mencapai tujuannya.
“Rusia dapat meluncurkan invasi darat jika mau, tetapi itu akan mahal, berantakan, dan yang terpenting tidak dapat diprediksi,” katanya.
Sementara peningkatan pasukan Rusia cukup untuk serangan darat terbatas di Ukraina, efek yang sama bagi Rusia dapat dicapai dengan serangan rudal, udara, atau dunia maya yang menargetkan sistem militer atau sipil Ukraina yang kritis, katanya.
Serangan semacam itu "dapat dimulai dan diakhiri sesuka hati, dan diselingi oleh jeda untuk mengulangi atau meningkatkan tuntutan guna menekan Kiev ke dalam konsesi dan mitra Baratnya agar mengabulkan keinginan Rusia", paparnya.
https://www.kompas.com/global/read/2022/01/22/203400170/prediksi-serangan-rusia-ke-ukraina-dari-siber-hingga-invasi-besar