PRETORIA, KOMPAS.com – Jumlah pasien rawat inap di Provinsi Gauteng, Afrika Selatan, tempat Covid-19 varian Omicron pertama kali terdeteksi, melonjak 330 persen dua pekan terakhir.
Kini, Provinsi Gauteng mencatat ada 580 pasien Covid-19 yang dirawat inap di rumah sakit (RS), naik 330 persen dari 120 pasien dua pekan sebelumnya.
Pada pekan pertama November, Provinsi Gauteng melaporkan 120 pasien rawat inap. Sepekan kemudian, pasien Covid-19 yang dirawat inap menjadi 276 orang.
Hingga akhirnya pada pekan lalu, Provinsi Gauteng melaporkan 580 pasien Covid-19 yang dirawat inap.
Di sisi lain, provinsi tersebut dan Johannesburg mencatatkan kinerja vaksinasi yang buruk se-Afrika Selatan sebagaimana dilansir Mirror, Selasa (30/11/2021).
Secara nasional, hanya di bawah 40 persen dari 12 juta penduduk yang telah mendapat setidaknya satu dosis vaksin Covid-19.
Para ilmuwan saat ini terus melakukan penyelidikan apakah varian Omicron lebih menular daripada varian sebelumnya dan apakah bisa menghindari perlindungan vaksin.
Sejauh ini, masih belum bisa dipastikan berapa banyak dari pasien Covid-19 rawat inap tersebut yang disebabkan oleh varian Omicron.
Pasalnya, pengurutan genetik baru dilakukan pada sejumlah kecil kasus. Pekan lalu, pengurutan genetik mengungkapkan ada 77 kasus varian Omicron di wilayah tersebut.
Kabar mengenai lonjakan pasien rawat inap di Provinsi Gauteng muncul ketika pejabat kesehatan Afrika Selatan sebelumnya menyatakan bahwa orang yang terinfeksi Covid-19 varian Omicron menunjukkan gejala ringan.
Kepada Telegraph, Ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan Angelique Coetzee mengatakan, gejala pasien yang terjangkit Covid-19 varian Omicron sangat berbeda dari varian sebelumnya.
Selain itu, Coetzee menambahkan bawah pasien varian Omicron menunjukkan gejala yang ringan, kelelahan selama satu hingga dua hari, dan tidak enak badan.
“Sejauh ini, kami mendeteksi bahwa mereka yang terinfeksi tidak mengalami kehilangan penciuman. Mereka mungkin batuk ringan. Tidak ada gejala yang menonjol. Dari mereka yang terinfeksi beberapa saat ini dirawat di rumah,” tutur Coetzee.
Kini, ada banyak negara di seluruh dunia yang membatasi perjalanan dari Afrika Selatan. Namun, langkah tersebut dikritik oleh sejumlah pejabat kesehatan.
“Pembatasan perjalanan mungkin berperan sedikit mengurangi penyebaran Covid-19 tetapi menempatkan beban berat pada kehidupan dan mata pencaharian,” kata Direktur Regional WHO untuk Afrika Matshidiso Moeti.
Dia menambahkan, pembatasan perjalanan tidak boleh bersifat invasif.
“Dan harus berbasis ilmiah dan sesuai Peraturan Kesehatan Internasional yang merupakan instrumen hukum internasional yang mengikat secara hukum yang diakui oleh lebih dari 190 negara,” sambung Moeti.
https://www.kompas.com/global/read/2021/12/01/063156670/di-afrika-selatan-asal-varian-omicron-pasien-covid-di-rs-melonjak-330