Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Afrika Selatan Mengeluh "Dihukum" karena Temukan Varian Covid-19 Omicron

Pernyataan itu disampaikan kementerian luar negerinya menyikapi kebijakan negara-negara yang membatasi perjalanan dari dan ke Afrika bagian selatan.

Berdasarkan penelitian awal, varian Covid-19 Omicron ini mempunyai kemampuan menginfeksi yang sangat tinggi.

Pada Jumat (26/11/2021), Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa varian terbaru itu akan mereka monitor secara khusus.

Dilansir BBC Sabtu (27/11/2021), sejumlah kasus yang disebabkan Omicron kini mulai ditemukan di berbagai penjuru Eropa.

Di antaranya dua di Inggris, dua di Jerman, satu di Belgia, dan satu lagi di Italia. Sementara saspek ditemukan di Ceko.

Israel, di mana varian baru tersebut terkonfirmasi, kini mempertimbangkan melarang warga asing datang selama 14 hari ke depan.

Varian Omicron itu pertama kali dilaporkan ke WHO pada 24 November, dan sempat disebut sebagai varian Botswana.

"Penerapan sains yang mengagumkan"

Pemerintah Afrika Selatan pada pernyataan resminya melayangkan kritik terhadap pengetatan kedatangan internasional yang diterapkan negara lain.

"Penerapan sains yang mengagumkan seharusnya diapresiasi, bukannya malah dihukum seperti ini," keluh mereka.

Pretoria menuding, pengetatan tersebut merupakan hukuman kepada mereka karena berhasil mengidentifikasi varian virus corona dengan cepat.

Afrika Selatan mengeluh, sikap negara-negara di dunia itu berbeda ketika varian sebelumnya ditemukan di tempat lain.

Sementara pejabat Uni Afrika (AU) mengatakan, negara berkembang selalu disalahkan jika ada varian baru yang berkembang.

Wakil Ketua Aliansi Vaksin AU Ayoade Alakija berkata, berkembangnya Omicron adalah hal yang tidak bisa dihindari.

Dia menjelaskan munculnya galur itu merupakan kegagalan dunia dalam menyediakan vaksin secara cepat dan adil.

Ini hasil karena vaksin lebih banyak diberikan kepada negara kaya. Sejujurnya, ini sulit diterima," ucap Alakija.

Dia berujar pengetatan perjalanan dari Afrika adalah keputusan politik, tidak didasari oleh pertimbangan sains.

"Mengapa mereka sampai menutup Afrika jika virusnya saja sudah ditemukan di tiga benua?" sindir Alakija.

Pakar kesehatan top Inggris menuturkan, vaksin hampir bisa dipastikan akan kurang efektif berhadapan dengan virus berkode B.1.1.529 ini.

Meski begit, Profesor James Naismith dari Universitas Oxford menegaskan ditemukannya varian ini bukanlah akhir dari segalanya.

Dr Angelique Coetzee, kepala Asosiasi Medis Afrika Selatan mengemukakan, kasus yang sejauh ini ditemukan tidak parah.

Dia menerangkan para pasien dilaporkan mengeluh mengalami tubuh pegal dan kelelahan yang begitu luar biasa.

"Kami melihatnya pada generasi muda, bukan orang tua. Kami tak berbicara tentang pasien yang harus segera dirawat di rumah sakit," ujar dia.

Namun, dia menekankan laporan tersebut masih dalam tahap awal sehingga dibutuhkan penelitian lanjutan untuk menegaskannya.

Sementara pakar infeksi menular AS, Dr Anthony Fauci, masih yakin vaksin akan membantu menghindarkan pasien dari tingkat keparahan tinggi.

https://www.kompas.com/global/read/2021/11/28/072515070/afrika-selatan-mengeluh-dihukum-karena-temukan-varian-covid-19-omicron

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke