Si prajurit, yang ditempatkan di Garda Nasional Montana, tidak diidentifikasi, seperti dilansir CNN pekan lalu (9/11/2021).
Dia kemudian dipindahkan ke Fort Benning, Georgia, demi program One Station Training, kursus 22 pekan yang melatih kemampuan dasar maupun infanteri.
Saat itu, salah satu staf melihat si tentara wanita punya nilai tinggi, termasuk kecakapannya dalam menembak.
Karena itu, dia direkomendasikan untuk masuk ke sekolah sniper milik Angkatan Darat AS yang juga berbasis di Fort Benning.
"Kami sangat bangga atas pencapaiannya. Ini batu loncatan tak hanya untuk Montana, tapi juga Garda Nasional dan AD," jelas Mayor Jenderal J Peter Hronek, ajudan jenderal Montana.
Selain memeroleh pelatihan menembak presisi, prajurit tersebut juga mendapatkan kursus perencanaan misi.
Selain itu, dia juga dilatih mengenai kesigapan di medan perang tingkat lanjut, pertempuran kompleks, dan banyak lagi.
Komandan batalion di sekolah penembak runduk, Kapten David Wright berujar, si serdadu datang dalam keadaan siap secara fisik maupun pelatihan.
"Kami bangga dengan hasil yang dicapainya sekaligus pelatihan yang diberikan oleh Sniper Course Cadre," ucap Kapten Wright.
Dari 1,3 juta personel aktif di militer AS, hanya 17 persen di antaranya yang perempuan, dilaporkan CNN.
Baik itu Angkatan Darat, Laut, dan Udara masing-masing mempunyai 70.000 prajurit wanita. Sementara Korps Marinir menyumbang 16.000 personel perempuan.
Partisipasi mulai meningkat dengan mulai banyaknya perempuan yang ditempatkan sebagai pejabat di lingkungan militer.
Oktober lalu, Jenderal Jacqueline Van Ovost menjadi perempuan kedua yang memimpin rantai komando, setelah dia menggawangi Komando Transportasi.
Dua pekan kemudian, Jenderal Laura Richardson menjadi komandan "Negeri Uncle Sam" untuk teater selatan.
Keduanya menjadi perempuan pertama dalam sejarah Pentagon yang berhasil menapak karier jenderal penuh, atau bintang empat.
https://www.kompas.com/global/read/2021/11/15/214500270/tentara-wanita-as-ini-jadi-lulusan-pertama-sekolah-sniper-elite