KOMPAS.com – 11 September 2001 akan terus diingat oleh rakyat Amerika Serikat (AS) sebagai salah satu hari terkelam dalam sejarah negara tersebut.
Pada hari itu, sebanyak empat pesawat penumpang dibajak dan digunakan untuk menyerang sejumlah landmark “Negeri Paman Sam”.
Dalam serangan 11 September atau lebih dikenal 9/11 tersebut, sebanyak 2.977 orang tewas bersama dengan 19 pembajak.
Korban terbanyak akibat tragedi itu di Menara Kembar World Trade Center (WTC), New York City, yaitu 2.753 orang.
Di Pentagon, markas Kementerian Pertahanan AS, korban tewas mencapai 184 orang. Sementara di lapangan Pennsylvania, 40 orang tewas.
Dua pesawat pertama menabrak menara kembar WTC. Kedua menara 110 lantai itu runtuh dalam waktu satu jam 41 menit.
Hal ini juga menyebabkan runtuhnya gedung-gedung di kawasan WTC lainnya, termasuk 7 World Trade Centre. Bangunan-bangunan lain di sekitarnya juga rusak parah.
Serangan di Pentagon terjadi sekitar setengah jam kemudian, setelah Presiden AS kala itu, George Bush, memberikan pidato yang mengecam terorisme.
Pesawat yang menabrak Pentagon adalah American Airlines dengan pesawat Boeing 757.
Penerbangan persawat tersebut dijadwalkan dari Bandara Internasional Washington Dulles di Dulles, Virginia, menuju Bandara Internasional Los Angeles.
Pesawat lepas landas pukul 8.20 pagi waktu setempat, dengan 53 penumpang dan enam kru kabin di dalamnya, bersama dengan lima pembajak.
Para pembajak menyerbu kokpit dan memaksa penumpang, kru kabin, dan pilot ke bagian belakang pesawat kurang dari 35 menit setelah penerbangan.
Setalah melancarkn aksinya, Hani Hanjour, salah satu pembajak yang dilatih sebagai pilot, mengambil alih kendali pesawat.
Tak lama setelah pembajakan, salah satu penumpang bernama Barbara Olson dapat menelepon suaminya, Jaksa Agung AS Theodore Olson.
Melalui sambungan telepon, Barbara mengatakan kepada suaminya tersebut bahwa pesawatnya dibajak. Saat berbicara sekitar satu sampai dua menit, sambungan telepon terputus.
Theodore lantas menyampaikan keadaan yang dialami istrinya tersebut kepada Pemerintah Federal.
Namun, pada pukul 09.37 pagi waktu setempat pesawat itu menabrak sisi barat Pentagon dan semua orang di dalam pesawat tewas.
29 orang yang berada di dalam Pentagon juga tewas akibat tragedi tersebut.
Sebagian bangunan runtuh dan petugas pemadam kebakaran harus menghabiskan waktu berhari-hari untuk memadamkan api sepenuhnya.
Hanjour adalah pembajak utama dalam serangan itu. Dia pertama kali tiba di AS pada 1990 dan memperoleh lisensi pilot komersialnya dari CRM Airline Training Center di Scottsdale, Arizona.
Selain Hanjour, teroris lain dalam pembajakan pesawat tersebut adalah Nawaf al-Hazmi, Khalid al-Mihdhar, Majed Moqed, dan Salem al-Hazmi.
https://www.kompas.com/global/read/2021/09/11/133000770/detik-detik-serangan-9-11-di-markas-kementerian-pertahanan-as-pentagon