Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Taliban Berkuasa, Tentara Wanita Afghanistan yang Dilatih AS Bakar Seragamnya

Kubra Behroz menceritakan hari-harinya setelah milisi menguasai Afghanistan pada 15 Agustus di media sosial.

Perempuan itu bergabung dengan militer pada 2011, dan sempat mengikuti pelatihan yang diberikan pasukan AS.

Saat ini, dia tinggal di ibu kota Kabul bersama suaminya Taleb, dan dua anak mereka Sami (6) dan Sara (3).

Pekan lalu, Behroz mengatakan dia harus membakar seragam militernya setelah mendengar ada polisi wanita yang dibunuh Taliban di Kunduz.

"Saya membakar seragam saya di halaman. Taliban sudah menguasai parlemen. Hidup kami pun berakhir," kata dia.

Tentara wanita berusia 33 tahun tersebut mengatakan, namanya seharusnya ada dalam daftar orang-orang yang harus dievakuasi.

Namun, niat ke bandara harus dia urungkan setelah melihat ribuan warga berusaha menyelamatkan diri dari milisi.

"Saya mendengar ada orang yang berusaha menggapai pesawat, dan mereka tewas terjatuh dari ketinggian," kata dia.

Behroz menjelaskan, banyak pasukan pemerintah yang buta huruf. Bahkan, mereka tidak bisa menggosok gigi mereka sendiri.

Dilansir Daily Mirror Minggu (22/8/2021), Behroz menuturkan bagaimana dua anaknya selalu mengajaknya keluar.

Dia menerima pemberitahuan bahwa pesawatnya bakal berangkat pada Jumat lalu (20/8/2021). Tetapi dia pesimistis.

Tetapi mereka melihat kerumunan besar yang membuat dua anaknya ketakutan. "Mayoritas bahkan tidak punya paspor atau visa. Yang mereka inginkan hanya pergi," paparnya.

Karena sudah terlalu takut untuk mencoba pergi ke bandara, mereka menuju rumah seorang teman untuk berlindung.

Dikutip Sunday Telegraph, Behroz menceritakan kini Taliban mulai menggeledah rumah penduduk. Membuatnya tak tahu harus ke mana lagi.

Dia menerangkan mereka ingin segera kabur dari Afghanistan. Tapi mereka terlalu takut jika mencoba peruntungan ke bandara.

"Perbatasan Pakistan terbuka. Tapi jika kami pergi ke sana, kami khawatir tak memenuhi syarat mendapat bantuan ke AS atau Inggris," ujar dia.

https://www.kompas.com/global/read/2021/08/24/183603070/taliban-berkuasa-tentara-wanita-afghanistan-yang-dilatih-as-bakar

Terkini Lainnya

Mengapa Irlandia Jadi Negara Eropa Paling Pro-Palestina?

Mengapa Irlandia Jadi Negara Eropa Paling Pro-Palestina?

Global
PM Spanyol: Mengakui Negara Palestina Penting untuk Capai Perdamaian

PM Spanyol: Mengakui Negara Palestina Penting untuk Capai Perdamaian

Global
Dinamika Geopolitik Timur Tengah: ICC Ingin Tangkap Netanyahu

Dinamika Geopolitik Timur Tengah: ICC Ingin Tangkap Netanyahu

Global
Apa Itu Koridor Philadelphia di Gaza, Mengapa Sangat Diinginkan Israel?

Apa Itu Koridor Philadelphia di Gaza, Mengapa Sangat Diinginkan Israel?

Internasional
Demo Pro-Palestina di Paris, 10.000 Orang Protes Serangan Israel ke Rafah

Demo Pro-Palestina di Paris, 10.000 Orang Protes Serangan Israel ke Rafah

Global
Jaring Penghalang Pemandangan Gunung Fuji Jepang Dibolongi Orang

Jaring Penghalang Pemandangan Gunung Fuji Jepang Dibolongi Orang

Global
Jaksa Agung Peru Tuduh Presiden Terima Suap Berupa Jam Tangan

Jaksa Agung Peru Tuduh Presiden Terima Suap Berupa Jam Tangan

Global
Rangkuman Hari Ke-824 Serangan Rusia ke Ukraina: Terkait Pembicaraan Damai | Serangan Rusia, 3 Tewas

Rangkuman Hari Ke-824 Serangan Rusia ke Ukraina: Terkait Pembicaraan Damai | Serangan Rusia, 3 Tewas

Global
Korsel Rilis Video Peluncuran Satelit Korut yang Gagal karena Meledak

Korsel Rilis Video Peluncuran Satelit Korut yang Gagal karena Meledak

Global
PBB: Kecil Kemungkinan Korban Longsor Papua Nugini Selamat

PBB: Kecil Kemungkinan Korban Longsor Papua Nugini Selamat

Global
Peringatan Besar Hezbollah untuk Israel: Tunggu Kejutan dari Kami

Peringatan Besar Hezbollah untuk Israel: Tunggu Kejutan dari Kami

Global
Serangan Israel Bakar Hidup-hidup Pengungsi Rafah, Saksi Mata Gambarkan Kengerian

Serangan Israel Bakar Hidup-hidup Pengungsi Rafah, Saksi Mata Gambarkan Kengerian

Global
Presiden Ukraina Desak Sekutu agar Rusia Lakukan Perundingan Damai

Presiden Ukraina Desak Sekutu agar Rusia Lakukan Perundingan Damai

Global
Khawatir Terjadi Longsor Susulan di Papua Nugini, 7.900 Orang Dievakuasi

Khawatir Terjadi Longsor Susulan di Papua Nugini, 7.900 Orang Dievakuasi

Global
Para Pembelot Korea Utara Sulit Cari Pekerjaan dan Terancam Dipulangkan

Para Pembelot Korea Utara Sulit Cari Pekerjaan dan Terancam Dipulangkan

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke