RIYADH, KOMPAS.com - Arab Saudi menangkap 207 orang dari puluhan kementerian dalam penyisiran terbaru komisi anti-korupsi yang diberdayakan oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Komisi Anti-Korupsi Nasional Kerajaan Arab Saudi, yang dikenal sebagai "Nazaha", mengumumkan penangkapan ratusan orang itu pada Senin (9/8/2021) malam waktu setempat.
Mereka yang ditahan tidak disebutkan namanya dan tidak jelas kapan tepatnya penangkapan berlangsung, seperti dilansir Al Jazeera pada Selasa (10/8/2021).
Nazaha mulai beroperasi pada akhir 2017. Komisi anti-korupsi tersebut membantu Putra Mahkota mengonsolidasikan kekuasaan dan menjaring aset pemerintah senilai 106 miliar dollar AS (Rp 1,5 kuadriliun).
Warga negara Saudi telah lama mengeluhkan korupsi yang merajalela di pemerintah dan dana publik yang dihamburkan atau disalahgunakan oleh mereka yang berkuasa.
Komisi anti-korupsi tersebut mengatakan lebih dari 460 orang diselidiki, dan sebagai hasilnya 207 orang ditahan atas tuduhan korupsi, penyalahgunaan wewenang, dan penipuan.
Ratusan orang itu kemudian akan dituntut. Mereka berasal dari garda nasional dan berbagai kementerian, meliputi kementerian pertahanan, dalam negeri, kesehatan, dan keadilan.
Pada April, Nazaha mengatakan, 176 orang dari semua sektor publik juga telah ditahan karena dugaan korupsi.
Pada akhir 2017, Putra Mahkota menargetkan lebih dari 300 pangeran, tokoh masyarakat, dan pengusaha, yang merupakan orang kalangan elite yang mengelilingi keluarga Al Saud yang berkuasa dan jaringan patronasenya yang luas.
Dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun itu, pasukannya menangkap tokoh-tokoh paling kuat di negara Arab Saudi dan menahan mereka tanpa komunikasi di hotel mewah Ritz-Carlton di Riyadh selama berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan.
Beberapa kemudian dipindahkan ke penjara atau fasilitas penahanan lainnya di tengah laporan penganiayaan fisik.
Namun, kerajaan tidak pernah mengonfirmasi nama-nama mereka yang ditahan, tetapi beredar kabar di antaranya adalah miliarder Pangeran Alwaleed Bin Talal dan taipan konstruksi Saudi Bakr bin Ladin.
Pada 2020, dua pejabat tingkat tinggi telah dihapus dari pos dan diserahkan ke pengadilan, yaitu Letnal Jenderal Fahad bin Turki bin Abdulaziz, seorang pangeran yang mengawasi operasi Saudi di Yaman, dan putranya, Pangeran Abdulaziz bin Fahad bin Turki yang merupakan wakil gubernur wilayah Jouf Arab Saudi.
https://www.kompas.com/global/read/2021/08/11/063544970/komisi-anti-korupsi-arab-saudi-tangkap-207-orang-kalangan-elite