Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Profil Pemimpin Dunia: Naruhito, Kaisar Jepang

KOMPAS.com - Rabu, 1 Mei 2019 adalah hari bersejarah bagi Naruhito. Ayahnya, Kaisar Akihito, resmi turun tahta pada 30 April 2019.

Dengan kepala tegak--dan tanggung jawab pada seluruh warga Jepang--Akihoto, naik tahta menjadi kaisar.

Dia melakukan pidato pertamanya di ruangan Matsu-no-Ma, Istana Kekaisaran di Tokyo.

Kaisar Naruhito berjanji akan bertindak sesuai konstitusi. Dia juga berdoa untuk kebahagiaan rakyat dan bangsa Jepang, serta perdamaian dunia.

Naruhito juga mengucapkan terima kasih kepada ayahnya, Akihito, yang turun tahta karena faktor usia dan kesehatannya.

Dilansir Insider, pria yang lahir pada 23 Februari 1960 ini disebut sosok yang benar-benar berbeda.

Dalam era kekaisaran baru Jepang yang kini bernama "Reiwa"--yang bermakna ketertiban dan harmoni--Naruhito, kaisar ke-126 di "Negeri Sakura" ini, dikenal sebagai intelektual.

Masa mudanya dihabiskan di Tokyo, Jepang. Ia juga melanjutkan studinya dan mendapat gelar sarjana dalam bidang Sejarah di Universitas Gakushuin, Jepang.

Setahun kemudian ia pindah ke Inggris untuk mendaftar program pascasarjana di Oxford University's Merton College.

Dia kemudian kembali ke Tokyo, lalu mendapatkan gelar master dari Universitas Gakushuin.

Saat pulang ke Tokyo dan mengambil kelas di Universitas Gakushuin, ia bertemu dengan Masako Owada, wanita yang sekarang jadi istrinya.

Naruhito kabarnya berjuang mengejar Masako, meskipun lamaran pernikahannya dua kali ditolak karena Masako tidak ingin mempertaruhkan karier diplomatiknya.

Namun, Masako akhirnya menerima lamaran pada Desember 1992, dan mereka menikah pada tahun 1993.

Masako pun resmi jadi calon permaisuri Kerajaan Jepang.

Tapi pada 1999, Masako menghadapi tekanan untuk menghasilkan pewaris tahta, yakni anak aki-laki.

Dirinya lalu mengalami keguguran. Pasangan kerajaan itu lantas menyalahkan media yang terus memberitakan seputar kehamilannya.

Sebuah perusahaan media bahkan menyewa helikopter untuk mengikuti mobil Masako ketika dia pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan.

Naruhito menyebut liputan tanpa henti media, "benar-benar membuatnya sedih."

Masako mulai menarik diri dari kehidupan publik tak lama setelah keguguran. Beberapa bulan kemudian dia mengumumkan bahwa dia menderita depresi.

Pejabat keluarga kerajaan mengatakan bahwa hal itu berkaitan dengan trauma keguguran.

Pada tahun 2001, Masako hamil lagi dan melahirkan seorang anak perempuan, yang dinamakan Aiko.

Hukum Jepang tentunya masih melarang perempuan mewarisi tahta. Hal ini memicu tekanan baru pada Naruhito dan Masako, untuk menghasilkan pewaris laki-laki.

Pemerintah Jepang pun berusaha meredakan beberapa tekanan dengan mencoba mengubah undang-undang tentang keturunan lelaki.

Pada Januari 2006, Perdana Menteri saat itu Junichiro Koizumi, mengatakan bahwa dia akan mengajukan rancangan undang-undang untuk memungkinkan perempuan mewarisi tahta Jepang akhir tahun itu.

Namun, adik laki-laki Naruhito, Fumihito, mengumumkan bahwa dia dan istrinya Kiko, mengandung seorang putra.

Ini sekaligus mengurangi tekanan pemerintah Jepang untuk mengubah undang-undang.

https://www.kompas.com/global/read/2021/08/05/124120870/profil-pemimpin-dunia-naruhito-kaisar-jepang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke