Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Erdogan: Kebakaran Hutan di Turki Terburuk dalam Sejarah

MILAS, KOMPAS.com – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, negaranya sedang memerangi kebakaran hutan terburuk sepanjang sejarah.

Penyataan tersebut dilontarkan Erdogan ketika kebakaran hutan merembet hingga ke pembangkit listrik di barat daya Turki.

Di sisi lain, Reuters melaporkan bahwa kebakaran hutan di Turki menyebabkan kerusakan yang sangat besar.

Dipicu oleh suhu tinggi dan angin kering yang kuat, kebakaran memaksa ribuan orang Turki dan turis asing meninggalkan rumah dan hotel di dekat pantai Aegea dan Mediterania.

Delapan orang tewas dalam kebakaran hutan yang terjadi sejak pekan lalu.

Pesawat dan lusinan helikopter diterjunkan untuk memerangi api. Namun, pemerintahan Erdogan menghadapi kritik atas skala dan kecepatan penanganannya.

Lebih dari sepekan setelah kebakaran pertama terjadi, kobaran api masih menyala di 16 titik pada Rabu (4/8/2021).

"Kebakaran yang terjadi tahun ini tidak pernah terjadi dalam sejarah kami. Ini (kejadian) terbesar,” kata Erdogan kepada wartawan dalam wawancara yang disiarkan televisi.

Selain Turki, negara-negara tetangganya juga telah memerangi kobaran api yang dipicu oleh gelombang panas dan angin kencang.

Setelah melalap hutan, kobaran api merembet ke pembangkit listrik tenaga batu bara di Milas, Turki barat daya.

"Api telah memasuki pembangkit listrik," kata Wali Kota Milas Muhammet Tokat.

Sebelumnya, para pemerhati lingkungan mengaku prihatin dengan dampaknya jika api menjalar ke unit penyimpanan batu bara milik pembangkit listrik tersebut.

"Gas berbahaya dapat menyebar ke atmosfer jika batu bara terbakar secara tidak terkendali," kata seorang aktivis lingkungan Deniz Gumusel.

Ruang penyimpanan bahan bakar di pembangkit listrik tersebut kini sudah dikosongkan sebagai tindakan pencegahan, kata seorang reporter kantor berita Demiroren.

Selain itu, sebuah parit telah dibuat sebagai sekat bakar.

Pesawat pemadam kebakaran dari Spanyol dan Kroasia bergabung dengan tim dari Rusia, Iran, Ukraina, dan Azerbaijan untuk memerangi kobaran api setelah Turki meminta dukungan Eropa.

Partai-partai oposisi mengkritik Erdogan dan pemerintahnya karena memangkas tenaga dan sumber daya pemadam kebakaran selama bertahun-tahun.

Ribuan orang juga turun ke media sosial menyerukan agar Erdogan mundur, sementara yang lain mengkritik kurangnya sumber daya dan apa yang mereka sebut persiapan yang tidak memadai.

Sementara itu, pemerintah Turki membela responsnya terhadap kebakaran hutan, dengan mengatakan bahwa upayanya telah direncanakan dan dikoordinasikan.

https://www.kompas.com/global/read/2021/08/05/110613070/erdogan-kebakaran-hutan-di-turki-terburuk-dalam-sejarah

Terkini Lainnya

Tanggapi Pertemuan Putin-Xi Jinping, Gedung Putih: Bagus untuk Mereka

Tanggapi Pertemuan Putin-Xi Jinping, Gedung Putih: Bagus untuk Mereka

Global
Pasukan Israel Temukan 3 Jenazah Sandera di Gaza

Pasukan Israel Temukan 3 Jenazah Sandera di Gaza

Global
Penembakan di Afghanistan, 3 Turis Spanyol Tewas, 7 Lainnya Terluka

Penembakan di Afghanistan, 3 Turis Spanyol Tewas, 7 Lainnya Terluka

Global
[POPULER GLOBAL] Spanyol Tolak Kapal Bawa 27 Ton Bahan Peledak | Pasokan Medis Tak Bisa Masuk Gaza

[POPULER GLOBAL] Spanyol Tolak Kapal Bawa 27 Ton Bahan Peledak | Pasokan Medis Tak Bisa Masuk Gaza

Global
WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke