Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Lengser sebagai Presiden Iran, Hassan Rouhani Mengaku Pemerintah Tak Selalu Jujur

Hal itu disampaikannya pada Minggu (1/8/2021), saat ia bersiap untuk meninggalkan jabatannya, ketika kesepakatan nuklir yang ditandatanganinya dan kekuatan dunia terkoyak dan hubungan negara yang sangat tegang dengan Barat.

Komentar Presiden Hassan Rouhani, yang ditayangkan di televisi pemerintah, muncul ketika para pejabat di pemerintahannya tampak tidak berdaya. Dalam beberapa bulan terakhir, Iran tertekan serangkaian krisis mulai dari pandemi virus corona, hingga kekeringan yang memicu protes publik.

Pernyataan Rouhani tampaknya ditujukan untuk mengakui masalah yang dihadapi pemerintahnya di saat-saat yang semakin menipis.

Beberapa hari sebelumnya, Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei menceramahi kegagalan pemerintahannya dalam negosiasi nuklir Iran.

Adapun Presiden terpilih Ebrahim Raisi, anak didik Khamenei, akan dilantik minggu ini.

"Apa yang kami katakan kepada orang-orang tidak bertentangan dengan kenyataan, tetapi kami tidak mengatakan sebagian kebenaran kepada orang-orang," kata Rouhani pada pertemuan Kabinet terakhirnya sebagai presiden.

“Karena saya tidak menganggapnya berguna dan saya khawatir itu akan merusak persatuan nasional.”

Dia tidak merinci apa yang dia maksud dengan pernyataannya. Namun, selama masa jabatannya, Pengawal Revolusi paramiliter Iran secara keliru menembak jatuh sebuah pesawat komersial dan menewaskan 176 orang di dalamnya pada Januari 2020.

Pemerintah Hassan Rouhani menolak mengakui kesalahan itu selama berhari-hari sampai negara-negara Barat mengumumkan kecurigaan mereka.

Rouhani, seorang yang relatif moderat dalam teokrasi Iran, bersikeras bahwa dia dan para pejabatnya melakukan yang terbaik.

“Jika kami memiliki cacat, kami meminta maaf kepada orang-orang dan meminta maaf dan belas kasihan kepada mereka,” kata Rouhani melansir AP.

Dia juga membahas soal kesepakatan nuklir 2015 negara itu dengan kekuatan dunia, yang membuat Iran setuju untuk membatasi pengayaan uraniumnya dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi.

Kesepakatan itu sekarang berantakan setelah Presiden ke-45 Amerika Serikat, Donald Trump itu secara sepihak menarik “Negeri Uncle Sam” dari kesepakatan itu pada Mei 2018.

Rouhani menyalahkan banyak masalah Iran saat ini pada keputusan Trump, yang berujung pada jatuhnya mata uang rial Republik Islam itu.

Menurutnya, Iran memiliki rencana untuk meningkatkan angkatan bersenjatanya setelah berakhirnya embargo senjata PBB pada Oktober 2020. Tapi itu tidak dapat dilakukan karena masalah keuangannya.

"Kami tidak punya uang untuk membeli karena sanksi dan tidak menjual minyak, tapi kontrak sudah siap sepenuhnya," katanya.

https://www.kompas.com/global/read/2021/08/03/212253370/lengser-sebagai-presiden-iran-hassan-rouhani-mengaku-pemerintah-tak

Terkini Lainnya

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Global
Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Global
Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Internasional
Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Global
AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

Global
AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

Global
Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Global
[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke