Presiden AS Joe Biden menerangkan, rencana Build Back Better World (B3W) akan menjadi alternatif berkualitas dibandingkan milik Beijing.
Dia merujuk kepada Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI) milik "Negeri Panda", yang sudah membantu membangun jalan, pelabuhan, dan rel kereta di negara lain.
Namun, inisiatif itu juga menuai kritikan karena membuat banyak negara terjebak dalam utang besar.
Dalam pertemuan di Cornwall, Inggris, para pemimpin G7 menawarkan sistem kerja sama "berbasis nilai, transparan, dan berkualitas tinggi".
Meski begitu, belum dijelaskan secara gamblang bagaimana bentuk pembiayaan ketujuh negara kaya dunia itu di rencana B3W.
Kanselir Jerman Angela Merkel mengakui, mereka belum sampai pada tahap pembahasan finansial secara detil.
Dilansir BBC Sabtu (12/6/2021), AS mengkritik China karena terus melakukan "diplomasi utang" kepada negara berkembang dan miskin.
Jon Sopel, Editor BBC untuk Amerika Utara mengatakan, pertemuan tersebut adalah upaya G7 menahan pengaruh Beijing yang makin meroket.
Dalam pandangan anggotanya, inisiatif BRI itu harus ditekan oleh demokrasi yang dibawa negara Barat.
Para pejabat senior negara Barat berargumen, investasi dari Beijing bukannya tanpa konsekuensi yang berat.
Mereka merujuk kepada dugaan kerja paksa terhadap etnis minoritas Uighur di Xinjiang, dan secara ekonomi tak bisa dibenarkan karena mencegah persaingan adil.
Sopel menjelaskan, pemerintahan Biden tidak menjabarkan seberapa banyak kontribusi Barat terhadap rencana infrastruktur global ini.
"Yang jelas, ini adalah tekad baru di antara negara Barat bahwa mereka perlu bertindak melawan China yang semakin kuat," ujar Sopel.
Apa yang sudah dilakukan negara Barat terhadap China?
Pada awal 2021 ini, AS, Uni Eropa, Kanada, dan Inggris mengumumkan sanksi terkoordinasi kepada "Negeri Panda".
Sanksi itu menyasar para pejabat senior Xinjiang, yang dianggap melakukan pelanggaran HAM terhadap etnis minoritas setempat.
Lebih dari satu juta orang Uighur maupun etnis minoritas lain dibawa ke kamp kerja paksa di bagian barat laut Xinjiang.
Pemerintah China dituding melaksanakan sterilisasi paksa terhadap perempuan Uighur, dan memisahkan anak dari orangtua mereka.
Investigasi BBC pada Februari mengungkapkan testimoni pemerkosaan sistematis, pelecehan seksual, dan penyiksaan atas tahanan.
https://www.kompas.com/global/read/2021/06/13/153737770/saingi-china-ini-rencana-negara-g7-bantu-negara-berkembang-dan-miskin