WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Anggota wanita Muslim DPR Amerika Serikat (AS), Ilhan Omar menghadapi kecaman keras dari para politisi setelah menyamakan AS dan Israel dengan Hamas dan Taliban.
Omar adalah wanita Muslim pertama yang menjadi salah satu dari 2 wanita Muslim yang terpilih sebagai anggota Kongres AS dari Partai Demokrat. Ia adalah imigran yang lahir di Somalia dan bemigrasi ke AS sebagai pengungsi pada pertengan 1990-an.
Pada sidang DPR AS pada Senin (7/6/2021), Omar mengkritik Menteri Luar Negeri Antony Blinken bahwa ia bertanggung jawab atas korban kejahatan kemaanusiaan.
Kemudian, ia mengunggah tweet yang berbunyi, "Kami telah melihat kekejaman yang luar biasa dilakukan oleh AS, Hamas, Israel, Afghanistan dan Taliban", seperti yang dilansir dari AFP pada Kamis (10/6/2021).
Baik Partai Republik maupun Demokrat seketika menuntut ia mengklarifikasi pernyataannya dan beberapa pihak menyerukan untuk mencopot ia dari jabatan dan tugas sebagai komite DPR.
Dua belas anggota Demokrat Yahudi merespons pernyataan Omar dengan mengeluarkan surat ketidaksetujuan publik terhadap anggota partainya sendiri.
Mereka menulis bahwa "menyamakan Amerika Serikat dan Israel dengan Hamas dan Taliban adalah serangan dan salah arah".
"Amerika Serikat dan Israel tidak sempurna dan sama seperti semua negara demokrasi, kadang layak dikritik. Tetapi, penyetaraan itu memberikan perlindungan kepada kelompok teroris," tulis kelompok itu yang dipimpin oleh Brad Schneider dari Illinois.
"Kami mendesak anggota Kongres Omar untuk mengklarifikasi kata-katanya," tandas pernyataan itu.
Lalu, 6 anggota tim pemimpin DPR AS dari Demokrat yang diketuai oleh Nancy Pelosi mengeluarkan teguran publik yang jarang kepada Ilhan Omar.
"Menarik kesetaraan yang salah antara negara-negara demokrasi seperti AS, Israel dengan kelompok-kelompok yang terlibat dalam terorisme, seperti Hamas dan Taliban, menimbulkan prasangka dan merusak kemajuan perdamaian dan keamanan masa depan untuk semua," kata mereka.
Pemimpin minoritas DPR AS dari Republik Kevin McCarthy memberikan kritik lebih keras.
"Komentar anti-Semit dan anti-Amerika Omar menjijikan," kata McCarthy.
"Kegagalan Pelosi yang terus berlanjut untuk mengatasi masalah di partainya mengirimkan pesan ke dunia bahwa Demokrat toleran terhadap anti-Semitisme dan bersimpati dengan teroris," ungkapnya.
Dipersilakan untuk pergi
Anggota DPR Minneapolis berusia 38 tahun itu dikenal telah sering kali mengkritik kebijakan Israel terhadap Palestina.
Terkait dengan pernyataan kontroversinya, pada Kamis (10/6/2021) ia mengatakan bahwa pernyataan itu terkait dengan kasus terbuka terhadap Israel, Amerika Serikat, Hamas, dan Taliban di Pengadilan Kriminal Internasional.
Merespons amarah dari rekan-rekannya, Omar menjelaskan bahwa pernyataannya saat itu "bukan untuk memperbandingkan moral".
"Saya sama sekali tidak menyamakan organisasi teroris dengan negara-negara demokratis dengan sistem peradilan yang mapan," katanya.
Namun, anggota parlemen dari baik dari Demokrat maupun Republik tetap keras mengecamnya.
Senator Republik Tom Cotton mengatakan bahwa Omar, seorang warga negara AS yang dinaturalisasi, "dipersilakan untuk pergi", jika dia yakin Amerika penuh kebencian.
"Dia harus segera dikeluarkan dari komitenya," kata Cotton.
Beberapa anggota DPR lainnya juga yang menuntut tindakan tersebut, khususnya pemecatan dari Komite Urusan Luar Negeri DPR AS yang berpengaruh.
Lebih banyak Demokrat mulai meminta Omar untuk mengurangi retorikanya.
Dia "harus mengembalikan" keadaan, kata anggota kongres John Garamendi kepada CNN.
"Bahasa semacam ini menghasut kekerasan di sini, di AS," ujar Garamendi.
Serangan anti-Semit meningkat tajam pada Mei di AS, di tengah konflik mematikan antara Israel dan Hamas, menurut Liga Anti-fitnah.
Sementara itu, Omar menerima dukungan dari wanita Muslim lainnya di Kongres, Rashida Tlaib, yang mengatakan bahwa dia bosan dengan rekan-rekannya yang "menghina" Omar.
"Obsesi mereka untuk menyalahkannya sangat parah," ucapnya.
https://www.kompas.com/global/read/2021/06/11/112648470/anggota-muslim-dpr-as-setarakan-amerika-serta-israel-dengan-hamas-dan