Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Minoritas Sikh India Lawan Stigma dengan Bantu Pasien Covid-19 Dapat Tabung Oksigen

NEW DELHI, KOMPAS.com - Komunitas Sikh di India melawan stigma buruk dengan membantu pasien Covid-19 dengan pasokan tabung oksigen, setelah sering dianggap anti-nasionalisme.

Harteerath Singh sudah 2 kali terinfeksi virus corona. Setiap kali, pria Sikh itu menghabiskan waktu lama untuk pulih, sebelum kemudian kembali bekerja menyediakan tabung oksigen gratis bagi pasien Covid-19 di kotanya, Gurgaon, di utara India.

Yayasan Hemkunt didirikan oleh ayah Harteerath pada 2010 silam. Aksinya melayani pengidap di tengah tsunami Covid-19 membuahkan ketenaran di seantero negeri, dan mewakili aktivisme minoritas Sikh dalam memerangi wabah di India, seperti dilansir DW Indonesia pada Jumat (4/6/2021).

Selain Harteraath, dua yayasan Sikh lain, Khalsa Aid dan Delhi Sikh Gurdawara Management Committe, ikut turun tangan mengorganisasi distribusi tabung oksigen, atau memasok perlengkapan medis ke rumah sakit.

Komunitas Sikh tergolong minoritas di India dan kerap dicap "anti-nasionalisme” atau "separatis” oleh simpatisan partai pemerintah, BJP. Stigma sosial menguat selama aksi protes para petani melawan UU Pertanian, yang kebanyakan dihadiri warga Sikh.

Krisis perkuat solidaritas

Ketika gelombang kedua wabah corona menerpa India April silam, infrastruktur kesehatan nasional ambruk menghadapi lonjakan pasien.

Pada puncaknya, India melaporkan lebih dari 400.000 kasus penularan dan kematian 4.000 pasien dalam satu hari.

Kelangkaan tabung oksigen memicu krisis, menyusul banyaknya pasien yang meninggal dunia lantaran terlambat atau tidak mendapat jatah oksigen.

Harteraarth dan relawannya mendirikan "langar oksigen,” mengacu pada nama dapur bersama di Gurdwara, kuil kaum Sikh. Di sana, Yayasan Hemkunt menawarkan tabung oksigen gratis, yang disambut antrian panjang keluarga pasien.

Belakangan Herteraarth memutuskan membangun pusat kesehatan yang bisa menampung hingga 500 pasien Covid-19.

"Kami bekerja dengan keras. Kami membuka pesanan, jika area Anda membutuhkan bantuan, kabari kami melalui nomor bantuan,” kata dia.

Organisasi Sikh lain ikut membuka klinik darurat untuk merawat pasien Covid-19 dengan tabung oksigen.

Dari separatis menjadi juru selamat

Hingga akhir bulan lalu, minoritas Sikh di India masih mendulang kecaman atas dukungan terhadap demonstrasi petani. Kini, sentimen publik mulai berubah.

Contoh terbaik bisa disimak pada kasus Khalsa Aid, yang disidik Dinas Investigasi Nasional lantaran diduga ikut mengkoordinasikan aksi protes.

Penyelidikan dihentikan menyusul eskalasi wabah. Kini ribuan relawan Khalsa Aid sibuk membagikan tabung oksigen terhadap pasien Covid-19.

"Agama mengajarkan kami satu hal, yakni mengakui persaudaraan umat manusia,” kata Gurpreet Singh, seorang tenaga administrasi di Khalsa Aid India.

"Rasa puas yang Anda dapat jika Anda mengabdi untuk seseorang yang membutuhkan sangat luar biasa," imbuhnya.

Namun, bagi Harterarth, perang masih panjang. Belum lama ini dia harus mengantar tabung oksigen ke negara bagian Jharkhand. Sepekan sebelumnya dia berada di Jammu Kashmir, membawa suplai medis ke kawasan terpencil.

"Pendanaan yang seret memperlambat kerja kami, ketika banyak pendonor yang mengira krisis corona di India sudah berakhir. Itu tidak benar. Wabah kini bergeser dari kota ke kawasan pedalaman,” ujarnya. "Kami membutuhkan lebih banyak dukungan.”

https://www.kompas.com/global/read/2021/06/06/234538370/minoritas-sikh-india-lawan-stigma-dengan-bantu-pasien-covid-19-dapat

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke