PRETORIA, KOMPAS.com - Cula badak akan disuntik dengan bahan radioaktif untuk mengatasi perburuan ilegal.
Para peneliti yang didukung oleh badan nuklir Rosatom Rusia sedang mengembangkan program percontohan tersebut di Afrika Selatan.
Daily Mail pada Senin (24/5/2021) melaporkan bahwa cara itu diharapkan dapat mengurangi konsumsi, dan memfasilitasi pelacakan bagian dari hewan langka ini jika diselundupkan sebagai ilegal.
Cula badak digunakan dalam pengobatan tradisional sebagai alat untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
Bahkan terkadang cula diberikan sebagai hadiah, atau ditampilkan sebagai indikator kekayaan.
Upaya untuk memerangi perburuan di cagar alam umum dan privat terhambat oleh kurangnya sumber daya yang diperlukan untuk berpatroli di petak besar tanah yang dihuni hewan tersebut.
Hal ini mendorong pencarian cara yang lebih efektif untuk mencegah perburuan tanpa membahayakan badak, atau hewan lain yang berinteraksi dengan mereka.
Sejumlah metode alternatif diajukan sejauh ini mulai dari pemberian warna hingga pemotongan tanduk (secara legal), tapi semua opsi masih menimbulkan pro dan kontra.
Program anti-perburuan baru ini dikenal sebagai The Rhisotope Project dan dimulai awal bulan ini, menurut Bloomberg.
Dalam penelitian ini, asam amino disuntikkan ke dalam tanduk dua badak, untuk menentukan apakah ia akan menjalar ke tubuh hewan tersebut.
Studi yang melibatkan pemodelan komputer dan replika kepala badak juga akan dilakukan untuk menentukan dosis bahan radioaktif yang aman, kata Bloomberg.
“Jika kita membuatnya (cula badak) menjadi (mengandung) radioaktif, akan ada keengganan orang-orang untuk membelinya,” kata Profesor James Larkin dari Universitas Witwatersrand di Johannesburg:
Menurutnya metode yang digunakan pihaknya itu nantinya diharap dapat memengaruhi seluruh rantai pasokan, perdagangan ilegal cula.
Larkin, yang memiliki latar belakang perlindungan radiasi dan keamanan nuklir, mengatakan sensor yang ada di sepanjang perbatasan internasional dapat membantu mendeteksi sejumlah kecil bahan radioaktif di tanduk.
"Setelah kami mengembangkan keseluruhan proyek dan mencapai titik di mana kami menyelesaikan pembuktian konsep, maka kami akan membuat seluruh ide ini tersedia untuk siapa pun yang ingin menggunakannya," kata Larkin tentang inisiatif tersebut.
Penelitian ini telah mempertemukan Rosatom dan Universitas Witwatersrand serta para ilmuwan dan pemilik badak di Afrika.
Jika berhasil, metode tersebut dapat diterapkan pada gajah, untuk mencoba mengekang perdagangan gading ilegal.
Sekitar 394 badak dibunuh di Afrika Selatan untuk diambil cula mereka tahun lalu, menurut data pemerintah.
Meski jumlah korbannya sepertiga lebih rendah daripada 2019, kemungkinan karena sebagian karena pandemi virus corona, perburuan tetap menjadi perhatian serius untuk kelestarian hewan ini di negara itu dan di tempat lain di Afrika.
Afrika Selatan adalah rumah bagi populasi badak terbesar di dunia, dengan sekitar 20.000 ekor hidup di negara tersebut.
https://www.kompas.com/global/read/2021/05/25/210213270/kerja-sama-dengan-rusia-afrika-selatan-akan-suntik-cula-badak-dengan