Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pangeran Harry Mengaku Khawatir dan Takut saat Harus Hadiri Pemakaman Philip di Inggris

Dia mengaku hal itu menjadi ujian bagi kemampuannya untuk mengatasi kecemasan yang kembali membuncah.

“Saya khawatir tentang itu, saya takut, '' kata Harry kepada AP selama wawancara bersama baru-baru ini dengan Oprah Winfrey untuk mempromosikan serial kesehatan mental yang mereka buat dan produksi bersama untuk Apple TV + bertajuk “The Me You Can't See".

Pangeran berusia 36 tahun itu mengatakan, sekarang dia mampu mengatasi keraguan apa pun dengan menggunakan keterampilan “penguasaan diri,” yang dipelajari dalam terapi.

“Itu jelas membuatnya jauh lebih mudah, tetapi jantung masih berdebar-debar,” kata Duke of Sussex, saat mengenang kembali penghormatan terakhir untuk Kakeknya, Pangeran Philip.

Dalam program “The Me You Can't See,” yang memulai debutnya pada Kamis malam (20/5/2021) di layanan streaming Apple, Harry mengungkapkan bahwa dia pertama kali mengunjungi terapis sekitar empat tahun lalu atas dorongan Meghan Markle yang saat itu masih berstatus sebagai pacarnya.

Itu terjadi ketika pasangan tersebut terlibat dalam pertengkaran. Dia kemudian menyadari kemarahannya sepertinya salah tempat.

Program televisi ini adalah bab lain dalam rangkaian publikasi atas sisi kehidupan Sang Pangeran yang belum pernah diperlihatkan sebelumnya.

Pada Maret, dia dan Meghan memberikan wawancara yang menjadi berita utama kepada Oprah Winfrey yang menimbulkan tanggapan publik yang langka dari istana.

Harry dalam progam ini membawa penonton ke dalam kehidupannya, dan hubungan keluarga kerajaan Inggris, sejak meninggalkan tugasnya dan pindah bersama istrinya ke California.

Project mandiri Harry ini mungkin relatif baru, tetapi dia dan kakak laki-laki William, Duke of Cambridge, telah lama memperjuangkan pentingnya kesehatan mental.

Pada 2016, Harry, William dan istrinya Catherine, Duchess of Cambridge, meluncurkan “Heads Together.” Inisiatif ini mendorong orang mengungkapkan pikirannya, dan tidak malu meminta bantuan, terlebih ketika kesehatan mental dipertaruhkan.

Kerja kolektif mereka mendorong interaksi dengan orang-orang di seluruh dunia, dari semua lapisan masyarakat. Dari program ini mereka menyadari benang merah yang sama.

“(Yaitu) Berbagi cerita Anda agar dapat menyelamatkan nyawa atau membantu orang lain sangatlah penting,” ujar Harry melansir Daily Mail.

Harry juga mempraktikkan apa yang dia khotbahkan, dan mengungkapkan perjuangannya sendiri dengan trauma dan kesedihan.

Dia menjelaskan dalam 'The Me You Can't See’, contoh dari perasaan tidak berdaya sebagai seorang anak laki-laki.

Yaitu ketika Harry kecil berkendara bersama ibunya, Putri Diana, yang menangis ketika mereka dikelilingi oleh paparazzi, dan ibunya berjuang untuk mengemudi.

Bertahun-tahun kemudian, Diana terbunuh di Paris setelah mobil yang dia dan temannya Dodi Fayed naiki, mengalami tabrakan tunggal dalam pengejaran berkecepatan tinggi untuk melarikan diri dari kamera.

Harry berusia 12 tahun saat itu, dan dia menahan perasaannya sendiri untuk bertemu dengan publik yang berkabung yang berkumpul di luar Istana Kensington.

Kamera berguling dan memotret saat dia berjalan di belakang peti mati ke pemakaman Diana, bersama William, ayah Pangeran Charles, Philip dan saudara laki-laki Diana Charles Spencer.

Penampilan baru dan blak-blakan dari Pangeran Harry, yang berbagi emosinya dalam program itu kontras dengan mantra 'tidak pernah mengeluh, tidak pernah menjelaskan', 'tetap tenang dan teruskan,' yang umumnya menjadi prototipe bagi orang Inggris.

Tapi Harry tampaknya berhati-hati dalam memilih apa yang ingin dibicarakan. Baik dia maupun Meghan tidak tertarik untuk berbagi setiap gerakan mereka dengan dunia. Mereka tidak mengoperasikan akun media sosial.

Harry mengaku tidak terpengaruh oleh para penentangnya, karena ada kebaikan yang lebih besar dalam kejujuran tentang perjuangannya.

“Saya melihatnya sebagai tanggung jawab. Saya tidak merasa sulit untuk terbuka,” katanya.

“Mengetahui dampak dan reaksi positif yang ditimbulkannya bagi begitu banyak orang yang juga menderita, saya percaya itu adalah tanggung jawab.”

https://www.kompas.com/global/read/2021/05/23/174602970/pangeran-harry-mengaku-khawatir-dan-takut-saat-harus-hadiri-pemakaman

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke