Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sukarelawan Covid-19 Lintas Agama Bermunculan di India Atas Nama Kemanusiaan

NEW DELHI, KOMPAS.com - Kedatangan jenazah korban Covid-19 di krematorium dan pemakaman di New Delhi masih relatif tinggi dalam beberapa pekan terakhir.

Tim bekerja berjam-jam di bawah terik musim panas, terkadang dengan perlengkapan APD lengkap untuk mengurangi paparan Covid-19.

Sunnet Sharma melakukan puluhan kremasi setiap harinya akibat lonjakan krisis Covid-19 di India. Salah satu yang membuat dia terpukul ketika seorang ayah datang dengan membawa mayat bayi perempuannya.

Pria 48 tahun itu adalah relawan di New Delhi dari asosiasi Sikh, salah satu dari banyak kelompok lintas agama di seluruh negeri yang datang membantu keluarga korban Covid-19.

Seperti Sharma, para sukarelawan Covid-19 dari lintas agama bersedia membantu secara moril dan fisik untuk melakukan pemakaman, karena didorong rasa tanggung jawab bersama.

"Kami melakukan ini untuk...rasa kemanusiaan. Itu saja. Terkadang sangat menyakitkan," ujar Sharma kepada AFP pada Sabtu (15/5/2021).

Saat wawancara itu berlangsung, di belakang Sharma terlihat asap mengepul dari tumpukan kayu kremasi dan para anggota keluarga berdiri diam di balut baju pelindung.

"Kami biasa mengkremasi 50 jenazah per hari, tapi kami tidak pernah menangis. Hari ini, saya melihat gadis kecil. Kami menangis," ungkapnya.

Pasti mengerikan

Sharma tidur di mobil pada malam hari dan tidak melihat keluarganya selama 2 bulan, karena dia tkur dapat menularkan virus corona kepada mereka.

Syed Ibrahim, sukarelawan Covid-19 dari kelompok Muslim di tenggara kota Chennai, juga menyadarai risiko itu.

"Tentu saja saya takut. Ini (Covid-19) penyakit yang sangat menular," ujar Ibrahim kepada AFP.

"Dalam agama kami, dikatakan bahwa Tuhan telah menentukan takdir kami...jadi kami mengurus pemakaman dan apa pun yang dibutuhkan kami lakukan," lanjutnya.

Saat kasus Covid-19 di India masih tinggi di antara negara di dunia, harga ambulans meroket.

Sehingga, "Mercy Angels", kelompok sukarelawan Covid-19 dari Kristiani, Hindu, dan Muslim di Bangalore, bergerak membantu keluarga miskin untuk mengangkut jenazah korban Covid-19 ke pemakaman dan krematorium.

Kelompok tersebur mempersiapkan pemakaman dan melakukan doa terakhir menurut agama yang dianut orang tersebut semasa hidup.

"Kami melayani...semua orang, (mereka) Hindu, Muslim, atau Kristiani," kata sopir ambulans "Mercy Angels", Mohammad Sadiq kepada AFP.

Jenazah terlantar

Mahdi Raza (30 tahun), pegawai kafe di utara kota Lucknow mengatakan, ia telah menguburkan ratusan korban Covid-19 di India sejak awal pandemi tahun lalu, banyak juga yang ia kuburkan selama bulan puasa Ramadhan kemarin.

Namun dalam beberapa bulan terakhir, dia juga menerima panggilan bantuan dari komunitas non-Muslim.

"Sebuah mayat...tergeletak selama 8 jam di dalam rumah karena anggota keluarga dan tetangga menolak untuk mengkremasinya," ujar Raza menceritakan pengalamannya kepada AFP.

"Seseorang akhirnya berhasil menghubungi kami dan kami mengambil mayatnya dan membawanya ke krematorium," ungkapnya.

Kembali ke Delhi, Sharma berharap krisis akan mereda di kotanya.

Saat AFP mengunjungi krematorium di Delhi, jumlah pemakaman telah menurun dari puncak, yang mencapai 120 jenazah korban Covid-19 sehari pada akhir April, menjadi antara 50 dan 80 sehari.

"Kami baru memiliki 25 jenazah hari ini. Jadi kami lega," katanya.

India menjadi negara paling terinfeksi Covid-19 kedua di dunia, sejauh ini telah mencatat 262.000 kematian. Meskipun para ahli mengatakan jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi.

Hal itu yang membuat beberapa keluarga menghindari pemakaman.

https://www.kompas.com/global/read/2021/05/15/171652570/sukarelawan-covid-19-lintas-agama-bermunculan-di-india-atas-nama

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke