Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pesantren dan Masjid di India Diubah Jadi Pusat Perawatan Darurat Pasien Covid-19

NEW DELHI, KOMPAS.com - Pesantren dan masjid di India dibuka untuk menampung pasien Covid-19, saat rumah sakit sudah kehabisan kamar perawatan, sedangkan jumlah pasien terus membludak.

Mufti Arif Falahi, kepala pesantren di barat kota Baroda, India turun tangan membantu menyelamatkan nyawa para pasien Covid-19, selama beberapa pekan terakhir ketika jumlah kasus melonjak tinggi.

Pesantren Falahi di negara bagian barat Gujarat diubah menjadi pusat perawatan darurat untuk pasien Covid-19. Itu pun tidak bisa menampung semua pasien yang ada.

"Setiap hari kami harus menolak 50-60 pasien karena kami hanya dapat menampung 142 pasien dengan didukung oksigen," ujar Falahi kepada Al Jazeera melalui telepon.

Pada Senin (10/5/2021), India mencatat 3.754 jumlah kematian, sedikit menurun setelah 2 hari berturut-turut lebih dari 4.000 kematian terjadi. Sementara, kasus harian mencapai lebih dari 360.000, seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Senin (10/5/2021). 

India adalah negara terparah kedua yang mengalami dampak Covid-19 dengan 246.116 kematian dan lebih dari 22 juta kasus, 10 juta kasus ditambahkan dalam 4 bulan terakhir.

Namun, para ahli mengatakan jumlah kasus dan korban tewas sebenarnya jauh lebih tinggi dari pada angka resmi.

Kekurangan tempat tidur ICU

Rumah sakit hampir di seluruh India, seperti di ibu kota New Delhi dan pusat keuangan Mumbai, telah kehabisan kamar ICU untuk perawatan.

Para ahli memperkirakan bahwa India membutuhkan 500.000 lebih tempat tidur ICU untuk memenuhi krisis kesehatan yang memuncak karena Covid-19.

Negara berpenduduk 1,3 miliar saat ini hanya memiliki sekitar 95.000 tempat tidur ICU, menurut perkiraan Center For Disease Dynamics, Economics & Policy.

Pesantren juga memiliki fasilitas isolasi 38 tempat tidur yang menyediakan obat dan makanan bagi pasien. Dia mengatakan pusat perawatan darurat ini memasukkan semua orang dari berbagai agama.

"Kami berusaha untuk membantu orang-orang semaksimal mungkin, tapi kami kesulitan memperoleh oksigen," ujarnya yang mengacu pada kekurangan oksigen yang telah mempengaruhi seluruh negeri.

Puluhan orang meninggal karena kekurangan oksigen di rumah sakit, memaksa Mahkamah Agung turun tangan dan memerintahkan pembentukan satuan tugas ahli untuk melakukan "audit oksigen".

Di pesantren yang berubah menjadi pusat perawatan darurat Covid-19 di Baroda, Dr Jaykar Chtrabuji adalah 1 dari 9 dokter yang menjadi sukarelawan di sana.

“Ini benar-benar situasi yang membuat stres,” kata Chatrabuji kepada Al Jazeera, menambahkan bahwa dia hampir tidak punya waktu untuk tidur karena dia bekerja selama lebih dari 20 jam sehari.

“Tapi, ini juga memuaskan karena membantu orang. Orang kaya mungkin mampu untuk pergi ke rumah sakit swasta, tetapi orang miskin tidak bisa. Itu sebabnya kami melihat begitu banyak orang datang ke sini,” lanjutnya.

“Sulit memutuskan siapa yang akan diterima karena kapasitasnya yang kurang (ketika banyak yang mendaftar),” imbuhnya.

Tunjukkan sisi kemanusiaan

Di sudut lain Baroda, kota berpenduduk 2 juta orang, masjid Jahangirpura juga telah diubah menjadi fasilitas Covid-19 dengan 50 tempat tidur dan akses oksigen untuk pasien.

“Ini adalah waktu di mana kita semua harus berkumpul untuk membantu orang. Itulah yang diajarkan agama kami," ujar Muhammad Irfan, wali masjid, mengatakan kepada Al Jazeera.

"Virus tidak mengenal agama. Kami percaya ini adalah krisis dan kami harus saling membantu semua, menunjukkan sisi kemanusiaan kita. Saat ini di fasilitas kami ada banyak pemeluk agama lain, dan kami memang buka untuk semua orang,” ungkap Irfan.

Sebagian masjid juga telah diubah menjadi bagian rawat jalan sementara untuk merawat pasien dengan gejala ringan.

Orang-orang di seluruh India telah memberikan bantuan apa pun yang mereka bisa.

https://www.kompas.com/global/read/2021/05/11/165935470/pesantren-dan-masjid-di-india-diubah-jadi-pusat-perawatan-darurat-pasien

Terkini Lainnya

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Rangkuman Hari Ke-813 Serangan Rusia ke Ukraina: Xi Jinping dan Putin Buat Kesepakatan | Zelensky Akui Situasi Sulit di Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-813 Serangan Rusia ke Ukraina: Xi Jinping dan Putin Buat Kesepakatan | Zelensky Akui Situasi Sulit di Kharkiv 

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke