Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Aung San Suu Kyi Akan Hadir Langsung di Pengadilan Myanmar pada 24 Mei

Peraih Nobel itu tidak terlihat secara publik sejak dia ditahan dalam kudeta militer Myanmar pada 1 Februari, ketika militer menggulingkannya untuk kembali berkuasa.

Dia kemudian dijatuhi serangkaian tuduhan hukum. Sementara tim hukumnya harus berjuang keras, untuk mendapatkan audiensi pribadi dengan klien mereka.

Beberapa persidangan di ibu kota Naypyidaw telah menampilkan Suu Kyi. Tapi dia hanya hadir melalui konferensi video dari tahanan rumah, dan mengungkapkan rasa frustrasi pada kecepatan persidangan.

Selama persidangan terakhir Senin (10/5/2021), hakim memerintahkan agar kasusnya disidangkan dengan kehadirannya, di ruang sidang khusus dekat kediamannya.

"Dia akan hadir secara langsung di pengadilan pada 24 Mei," kata pengacara Khin Maung Zaw kepada AFP.

Namun, kuasa hukum memperingatkan masih adanya masalah luar biasa. Sebab kuasa hukum masih tidak dapat bertemu secara pribadi dengan pemimpin de facto Myanmar berusia 75 tahun itu.

"Masalahnya belum terselesaikan karena polisi tidak menjawab apakah mereka bisa mengatur pertemuan kita," katanya, seraya menambahkan bahwa penasihat pribadi adalah "hak terdakwa".

Bersamaan dengan 100 hari kudeta Myanmar, sejauh ini ada enam dakwaan terhadap Suu Kyi.

Tuduhan itu termasuk melanggar pembatasan virus corona selama kampanye pemilihan tahun lalu, dan memiliki walkie talkie tanpa izin.

Tuduhan paling serius menuduh bahwa dia melanggar Undang-Undang Rahasia Resmi era kolonial negara itu. Kasus itu mandek di pengadilan pusat komersial Kota Yangon.

Junta juga menuduhnya melakukan korupsi. Suu Kyi dituding menerima suap emas batangan dan uang tunai. Tapi tuduhan ini belum diajukan ke pengadilan.

Junta terus membenarkan penangkapannya dan kudeta sebagai cara untuk mempertahankan demokrasi.

Mereka menuduh kecurangan pemilu dilakukan oleh Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), yang menyapu pemilu November dengan telak.

Pembuat undang-undang Min Aung Hlaing, panglima tertinggi angkatan darat, sekarang memimpin junta. Dia memegang kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif di Myanmar.

Protes massal terus berlanjut sejak kudeta. Ratusan ribu orang menentang aturan junta dan menuntut kembali ke demokrasi Myanmar, serta pembebasan Suu Kyi.

“Mereka dihadapkan langsung dengan amunisi pasukan keamanan. Setidaknya 780 warga sipil telah tewas dalam tindakan keras brutal (militer),” kata satu kelompok pemantau lokal.

https://www.kompas.com/global/read/2021/05/10/222113970/aung-san-suu-kyi-akan-hadir-langsung-di-pengadilan-myanmar-pada-24-mei

Terkini Lainnya

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Global
Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Global
Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke