Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Panjang Daftar Tunggu Tempat Tidur Setiap RS India Capai 75 Nama, Dokter Mengaku Hancur

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan di New Zealand Herald, Dr P Carel Joseph, yang merupakan pakar kesehatan masyarakat dan penyakit menular India, menggambarkan situasi di India bagaikan dalam "kehancuran."

Direktur kesehatan untuk organisasi kemanusiaan World Vision India itu memperingatkan, situasinya kemungkinan akan memburuk dalam beberapa minggu mendatang.

"Ini sesuatu yang sangat menyakitkan jiwa sebagai seorang dokter, dan tidak dapat membantu. Anda merasa memiliki segalanya, tetapi Anda tidak dapat melakukan apa-apa," tulis Joseph.

Dia mengakku belum pernah melihat kondisi seperti gelombang kedua Covid-19 India menghantam fasilitas dan tenaga kesehatan di Negara Asia Selatan itu.

"Tempat tidur rumah sakit sekarang memiliki daftar tunggu. Setiap rumah sakit memiliki 75 pasien yang menunggunya. Itu telah menjadi kenyataan selama dua atau tiga minggu terakhir di seluruh India.”

Menurutnya, kekurangan besar akan ketersediaan oksigen. Kondisi itu terjadi pada rumah sakit di seluruh negeri, semua berteriak meminta oksigen.

“Tempat tidur dengan ventilator adalah impian yang jauh (untuk terealisasi)."

Joseph menambahkan dalam wabah virus besar kedua di negara itu, orang-orang sekarang lebih cepat sakit.

Pasien tidak dapat menerima oksigen karena negara itu menghadapi persediaan yang semakin menipis.

Ancaman gelombang tiga

Dalam beberapa kasus, rumah sakit sekarang hanya menerima 40 persen dari kebutuhan suplai oksigen harian mereka. Sementara yang lain sudah habis sama sekali.

Dokter yang putus asa bahkan menggunakan media sosial untuk meminta bantuan dalam menerima pasokan oksigen baru.

"Bukan hanya Covid yang membunuh orang, tapi juga kekurangan oksigen yang paling mendasar. Itulah yang memicu krisis saat ini," tulis Joseph.

"Di mana-mana, semangat kerja kami rendah. Kami hancur dan kami tidak tahu apa yang akan terjadi selama beberapa minggu ke depan. Kami tidak punya jawaban untuk itu sekarang."

Pernyataan Joseph datang ketika India mencatat 382.315 kasus virus corona baru pada Rabu (5/5/2021), mencapai total lebih dari 20,6 juta.

Tambahan 3.780 kematian dalam 24 jam terakhir pada hari yang sama, membuat total menjadi 226.188. Tapi para ahli kesehatan memperkirakan angka kasus dan kematian tidak dihitung.

Situasinya semakin suram sehingga ketika jenazah menumpuk, krematorium terpaksa menolak keluarga pasien yang baru meninggal.

Dalam satu contoh, sebuah kota di India membuka situs krematorium anjing bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat.

Penasihat ilmiah terkemuka India mengatakan bahwa di tengah wabah virus saat ini, negara itu harus bersiap untuk gelombang ketiga kasus baru yang "tak terhindarkan".

"Fase tiga tidak bisa dihindari, mengingat tingkat sirkulasi virus yang lebih tinggi tetapi tidak jelas pada skala waktu apa fase tiga ini akan terjadi. Kita harus bersiap untuk gelombang baru," K VijayRaghavan, penasihat ilmiah utama pemerintah India, mengatakan di sebuah konferensi melansir Newsweek pada Kamis (6/5/2021).

Tidak siap

Menurut Laporan United National Development Report 2020, mengungkap alasan negara itu mengalami wabah yang memecahkan rekor sekarang.

Kondisi itu disebut terjadi karena pejabat kesehatan negara bagian tidak cukup merencanakan kebangkitan kasus baru, atau varian virus corona yang menyebar lebih cepat.

Joseph memperingatkan sementara kasus virus sebagian besar telah memengaruhi kota-kota besar di negara itu, daerah pedesaan India kemungkinan akan terpukul parah berikutnya.

Jika itu terjadi, populasi tersebut akan lebih berisiko. Pasalnya banyak daerah tidak memiliki layanan atau fasilitas kesehatan yang memadai untuk merawat individu yang terinfeksi.

"Begitu permintaan untuk perawatan kesehatan benar-benar meningkat di daerah pedesaan itu, di situlah krisis sebenarnya. Mereka tidak memiliki fasilitas untuk mengatasinya. Mereka tidak memiliki rumah sakit, dokter, perawat. Mereka pasti tidak memiliki persediaan oksigen,” tulis Yusuf.

Bahkan kata Joseph, di beberapa tempat hanya ada dukun, dan kadang ada petugas kesehatan tapi tidak punya fasilitas. Menurutnya krisis serius di pedesaan tinggal menunggu waktu.

Newsweek menghubungi kementerian kesehatan India untuk memberikan komentar tambahan, tetapi tidak mendapat kabar tepat waktu untuk publikasi.

https://www.kompas.com/global/read/2021/05/08/071609170/panjang-daftar-tunggu-tempat-tidur-setiap-rs-india-capai-75-nama-dokter

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke