Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Usir Nelayan China, Filipina Kerahkan Kapal Perang Tambahan

MANILA, KOMPAS.com – Filipina akhirnya mengerahkan lebih banyak kapal-kapal perangnya ke Whitsun Reef yang disengketakan di Laut China Selatan pada Kamis (25/3/2021).

Kapal-kapal perang itu dikerahkan untuk mengusir seratusan kapal nelayan China yang masih “terparkir” di dekat perairan sengketa tersebut.

Manila memerintahkan Beijing untuk menarik 183 kapal nelayan yang masih “terparkir” di perairan yang berjarak sekitar 320 kilometer di barat Pulau Palawan.

Filipina menyatakan, kehadiran kapal-kapal nelayan China di perairan tersebut sama saja merupakan serangan terhadap wilayah kedaulatan Filipina.

Sebelumnya, pada 7 Maret, korps penjaga pantai Filipina mendeteksi adanya 220 kapal nelayan di perairan sengketa tersebut.

Namun, pihak Filipina baru mengumumkan temuan tersebut pada akhir pekan lalu sebagaimana dilansir AFP.

Pada Senin (22/3/2021), militer Filipina melakukan patroli udara dan menemukan ada sekitar 183 kapal nelayan China yang masih berada di perairan tersebut.

Pihak China berdalih, kapal-kapal nelayan tersebut sengaja berlindung dari cuaca buruk di dekat terumbu karang.

China mengeklaim terumbu karang tersebut merupakan bagian dari Kepulauan Spratly yang juga masih diperebutkan.

“Negeri Panda” mengklaim hampir seluruh perairan Laut China Selatan.

Pekan ini, Amerika Serikat (AS) menuduh China melakukan intimidasi sekaligus memprovokasi pihak lain dengan “memarkir” kapalnya di dekat Whitsun Reef.

Seorang juru bicara Angkatan Bersenjata Filipina mengatakan, kapal-kapal perang angkatan laut tambahan akan melakukan patroli di perairan itu.

Dia tidak mengatakan apakah kapal-kapal perang itu akan mendekati terumbu karang atau jenis kapal perang apa yang akan dikerahkan.

Perselisihan diplomatik telah meningkat dan beberapa negara, termasuk Kanada, Australia dan Jepang, menyatakan keprihatinan atas ketegangan baru di kawasan tersebut.

Beijing sering menggunakan alasan historis untuk membenarkan klaimnya atas sebagian besar Laut Cina Selatan.

Padahal, sebagian dari perairan tersebut juga diklaim oleh Taiwan, Malaysia, Filipina, dan Brunei Darussalam.

Di sisi lain, hubungan antara Manila dengan Beijing telah menghangat di bawah pemerintahan Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

Duterte tengah mengupayakan kerja sama ekonomi yang lebih besar dengan China.

Dia telah berulang kali mengatakan konflik dengan China akan sia-sia dan Filipina akan kalah dan sangat menderita dalam prosesnya.

Juru Bicara Kepresidenan Filipina Harry Roque mengatakan, Duterte bertemu dengan Duta Besar China untuk Filipina pekan ini dan menyatakan keprihatinan atas keberadaan kapal-kapal tersebut.

https://www.kompas.com/global/read/2021/03/26/134709570/usir-nelayan-china-filipina-kerahkan-kapal-perang-tambahan

Terkini Lainnya

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Global
Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Global
Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Global
Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Global
Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Global
Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Global
Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Global
Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Global
Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Global
 Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Global
Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Global
Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Global
Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Global
[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke