Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pengunjuk Rasa Myanmar Bantah Bakar Pabrik-pabrik China, Tuding Ada Setting-an Militer

Reuters mengutip pemimpin protes Ei Thinzar Maung yang mengatakan di unggahan Facebook bahwa pabrik tersebut dimiliki oleh investor China.

Namun, media lokal The Irrawaddy melaporkan, kedua pabrik tersebut masing-masing dimiliki oleh investor China dan Taiwan.

Pada hari yang sama, dikabarkan juga setidaknya 22 pengunjuk rasa anti-kudeta tewas di distrik yang sama. Bersamaan dengan itu, sedikitnya 16 pengunjuk rasa tewas dan seorang polisi di tempat lain pada hari yang sama.

Jumlah korban hari itu tercatat sebagai yang tertinggi sejak kudeta 1 Februari terhadap Penasihat Negara Aung San Suu Kyi.

Konspirasi militer

Komentar netizen Myanmar ramai justru menuduh pembakaran pabrik dilakukan sebagai plot setting-an dari pihak militer. Junta disebut sengaja menyinggung sentimen anti-China di kalangan pengunjuk rasa.

Massa pro-demokrasi memang menganggap Beijing sebagai salah satu pendukung junta militer.

“Jika Anda ingin berbisnis di Myanmar secara stabil, hormati orang Myanmar. Melawan Hlaingthaya, kami bangga padamu!!” ujar Ei Thinzar Maung di media sosial melansir Mothership.

Beberapa warga Myanmar telah menggunakan media sosial untuk mengemukakan teori alternatifnya.

Mereka mengeklaim pembakaran pabrik di pinggiran Hlaingthaya di Yangon dilakukan oleh pihak militer sendiri. Klaim itu terlihat dalam komentar yang diunggah berita CNA tentang insiden tersebut.

Mereka menduga militer melakukannya sebagai alasan untuk membenarkan tindakan yang lebih keras terhadap para pengunjuk rasa.

Kekhawatiran mereka mungkin tidak sepenuhnya salah.

Dari laporan media Global Times yang dikendalikan Pemerintah China, dikatakan Beijing mendesak Pemerintah Myanmar untuk "menghukum para pelakunya."

Beberapa warganet juga mengambil kesempatan untuk mengkritik Pemerintah China karena kurangnya perhatian terhadap rakyat Myanmar.

Beijing mengeluarkan pernyataan ketika pabrik-pabrik terbakar, tetapi tidak ketika warga sipil terbunuh.

Komentar seorang netizen bahkan berbicara tentang kemungkinan ancaman yang ditujukan ke Singapura. Namun, netizen lain menyanggahnya. Beberapa mengeklaim akun komentator itu adalah troll di pihak militer negara.

Apa yang dikatakan China?

Media pemerintah China, CGTN, mengeklaim lebih dari 10 pabrik telah dibakar oleh pelaku pembakaran tak dikenal.

Perusak disebut membawa "batang besi, kapak, dan bensin." Dikatakan pula sejumlah pabrik yang tidak disebutkan namanya ini adalah "perusahaan yang didanai China".

Menanggapi insiden tersebut, Kedutaan Besar China di Myanmar mengatakan banyak staf China terluka. Otoritas Myanmar pun diminta untuk melindungi properti dan warga China.

Kedutaan Beijing juga menyerukan kepada orang-orang di Myanmar untuk menyampaikan tuntutan mereka dalam batasan hukum, tanpa kekerasan.

Mengutip The Irrawaddy, seorang juru bicara kedutaan menyatakan China meminta Myanmar mengambil tindakan efektif lebih lanjut untuk menghentikan semua tindakan kekerasan.

“Negeri Tirai Bambu” juga mendesak adanya penyelidikan dan penanganan terhadap pelaku secara relevan sesuai hukum. Termasuk juga meminta kepastian atas keselamatan jiwa dan properti perusahaan dan personel China di Myanmar.

“Kami menyerukan kepada rakyat Myanmar untuk mengungkapkan tuntutan mereka secara legal, dan tidak dihasut atau digunakan untuk merusak kerja sama persahabatan antara China dan Myanmar," ujar pernyataan itu.

Sebagai tindakan pencegahan, kantor perwakilan Taiwan di Myanmar bahkan telah menyarankan perusahaan Taiwan mengibarkan benderanya. Ini untuk menghindari potensi kekerasan terhadap perusahaan milik China, lapor Reuters.

Investor memikirkan kembali keputusan mereka

Sejak kudeta, Myanmar diguncang oleh protes massa dan terus menindak para demonstran.

Bersamaan dengan seruan untuk memboikot produk tertentu yang dianggap terkait dengan pendukung junta, investor dan bisnis asing harus memikirkan kembali rencana mereka di negara tersebut.

Bukan hanya masalah ketidakstabilan yang terjadi, dalam konfrontasi rutin antara pemerintah militer dan pengunjuk rasa.

Beberapa bisnis cenderung mempertimbangkan citra yang mereka proyeksikan kepada kliennya, terutama jika mereka dianggap mendukung atau memaafkan nilai-nilai militer.

Darurat militer diberlakukan di pinggiran pabrik.

Menurut Reuters, darurat militer telah diberlakukan di pinggiran Kota Hlaingthaya dan distrik lain di Yangon, sebagai tanggapan atas pembakaran.

Media televisi Myawadday yang dikelola militer Myanmar lebih lanjut menuduh 2.000 orang telah menghentikan mesin pemadam kebakaran untuk mencapai pabrik yang terbakar.

Irrawaddy menyoroti bahwa pembunuhan pada Minggu (14/3/2021) membuat korban tewas menjadi 134 orang sejak militer pertama kali melancarkan kudeta bulan lalu.

https://www.kompas.com/global/read/2021/03/17/071944870/pengunjuk-rasa-myanmar-bantah-bakar-pabrik-pabrik-china-tuding-ada

Terkini Lainnya

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Global
5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke