Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

China Balas Tuduhan AS Soal Transparansi Informasi Covid-19

Melansir AP pada Sabtu (13/2/2021), Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan pihaknya memiliki keprihatinan mendalam tentang cara penyampaian temuan awal penyelidikan Covid-19. Washington mempertanyakan tentang proses yang digunakan untuk merumuskan kesimpulannya.

"Laporan ini harus independen, dengan temuan ahli yang bebas dari intervensi atau perubahan oleh pemerintah China," katanya.

Jake merujuk pada misi WHO yang menyelidiki asal-usul pandemi di pusat kota Wuhan, tempat virus corona pertama kali terdeteksi pada akhir 2019.

"Untuk lebih memahami pandemi ini dan mempersiapkan diri untuk yang berikutnya, China harus menyediakan datanya sejak hari-hari paling awal wabah," tuntut pejabat Gedung Putih itu.

Tuduhan itu ditanggapi Pemerintah Beijing, pada Minggu (14/2/2021).

Kedutaan Besar China di Washington dalam pernyataannya menyatakan AS telah sangat merusak kerja sama internasional terkait Covid-19.

Tapi sekarang, Washington malah menuding negara-negara lain yang telah setia mendukung WHO dan pada WHO sendiri.

Pemerintah China menyambut baik keputusan Presiden AS Joe Biden, untuk membatalkan langkah pemerintahan Trump untuk meninggalkan WHO. Dengan itu AS diharapkan akan berpegang teguh pada standar tertinggi.

Beijing meminta Washington mengambil sikap yang serius, tulus, transparan dan bertanggung jawab. Mau memikul tanggung jawab yang semestinya, mendukung kerja nyata WHO dan berkontribusi pada kerja sama internasional terkait Covid-19.

Salah kutip?

Menyusul tuduhan China menahan data yang dipublikasikan The New York Times dan outlet media lainnya, anggota tim investigasi WHO Peter Daszak berkicau di Twitter: "Ini (publikasi) BUKAN pengalaman saya dalam misi @WHO."

Lebih lanjut dalam kicauannya Peter Daszak mengatakan sebagai pemimpin kelompok kerja hewan/lingkungan, dia menemukan kepercayaan & keterbukaan dengan rekannya di China.

“Kami telah mendapatkan akses ke seluruh data baru yang penting. Kami MENINGKATKAN pemahaman kami tentang kemungkinan jalur kebocoran," tulisnya Daszak.

Anggota tim lainnya, Thea Koelsen Fischer dari Denmark, juga mengatakan tidak memiliki pengalaman dalam hal publikasi. Dia mensiratkan adanya beberapa komentar yang disalah artikan di media.

Menurutnya pihaknya telah membangun hubungan yang baik dengan "The Chinese/Int Epi-team."

“Membiarkan argumen kritis mencerminkan tingkat keterlibatan yang dalam di ruangan itu. Kutipan kami sengaja diputarbalikkan sehingga menimbulkan keraguan atas karya ilmiah penting," tulis Fischer di Twitter.

Saat berada di Wuhan, Koelsen Fischer mengatakan dia tidak bisa melihat data mentah dan harus mengandalkan analisis data yang diberikan kepadanya. Tetapi dia berkata bahwa itu benar di banyak negara.

Daszak kelahiran Inggris, ahli zoologi yang sekarang bekerja di New York, membenarkan pernyataan Fischer.

“Sangat mengecewakan menghabiskan waktu bersama jurnalis menjelaskan temuan kunci dari pekerjaan kami yang melelahkan selama sebulan di China, untuk melihat rekan kami secara selektif salah dikutip agar cocok dengan narasi yang ditentukan sebelum pekerjaan dimulai. Malu padamu @nytimes."

Daszak sebelumnya bekerja dengan wakil direktur Institut Virologi Wuhan, Shi Zhengli, untuk melacak asal-usul sindrom pernapasan akut yang parah, atau SARS, yang berasal dari China dan menyebabkan wabah penyakit tahun 2003.

Dia sebelumnya mengatakan kepada The Associated Press bahwa tim WHO menikmati tingkat keterbukaan yang lebih besar daripada yang mereka perkirakan. Mereka juga diberikan akses penuh ke semua situs dan personel yang mereka minta.

Tim 10 negara WHO pekan lalu meninggalkan Wuhan setelah hampir sebulan. Mereka mengunjungi pasar, rumah sakit, dan pusat penelitian. Tim juga mengunjungi Institut Virologi Wuhan dan menilai tempat itu sangat aman. Tempat itu telah menjadi subyek spekulasi karena koleksi besar spesimen virus kelelawar.

Dalam komentar mereka saat berada di China, anggota tim mengatakan mereka memiliki beberapa wawasan baru tentang asal mula pandemi yang telah menewaskan lebih dari 2,3 juta orang.

Tetapi pertanyaan utama tentang asal usul Covid-19 masih belum terjawab.

Misi itu dimaksudkan sebagai langkah awal dalam proses memahami asal-usul virus. Menurut para ilmuwan virus ini mungkin telah diturunkan ke manusia melalui hewan liar, seperti trenggiling atau tikus bambu.

Mereka mengatakan penularan langsung dari kelelawar ke manusia atau melalui perdagangan produk makanan beku juga dimungkinkan. Tetapi teori alternatif bahwa virus bocor dari laboratorium China tidak mungkin.

Kunjungan tim WHO secara politis sensitif untuk Beijing, yang khawatir akan disalahkan atas dugaan salah langkah dalam tanggapan awal terhadap wabah tersebut.

Investigasi AP menemukan bahwa pemerintah China membatasi penelitian wabah dan memerintahkan para ilmuwan untuk tidak berbicara dengan wartawan.

https://www.kompas.com/global/read/2021/02/14/213320970/china-balas-tuduhan-as-soal-transparansi-informasi-covid-19

Terkini Lainnya

Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Global
China Mulai Latihan Perang di Sekitar Taiwan, Uji Kemampuan Rebut Kekuasaan

China Mulai Latihan Perang di Sekitar Taiwan, Uji Kemampuan Rebut Kekuasaan

Global
Motif Penembakan PM Slovakia Akhirnya Terungkap

Motif Penembakan PM Slovakia Akhirnya Terungkap

Global
Implikasi Geopolitik Timur Tengah Pasca-Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Implikasi Geopolitik Timur Tengah Pasca-Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Kebakaran di Apartemen Hanoi, 14 Orang Tewas

Kebakaran di Apartemen Hanoi, 14 Orang Tewas

Global
Putri Remajanya Marah, Ayah Ini Berlutut Minta Maaf Tak Mampu Belikan iPhone

Putri Remajanya Marah, Ayah Ini Berlutut Minta Maaf Tak Mampu Belikan iPhone

Global
Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Global
Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Global
Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Global
Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Global
[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

Global
 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke