Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kasus Turun 25 Persen Seminggu, Inggris Klaim Perpanjangan Jeda Dosis Kedua Vaksin Covid-19 Selamatkan Banyak Nyawa

LONDON, KOMPAS.com - Data yang dikumpulkan pada peluncuran pertama vaksin Covid-19 membenarkan keputusan Pemerintah Inggris untuk menunda dosis kedua dari tuga menjadi 12 minggu.

Profesor Anthony Harnden, dari komite gabungan untuk vaksinasi dan imunisasi Inggris, mengatakan mereka yang sudah diberikan suntikan mengalami tingkat perlindungan yang tinggi sejak dosis pertama diberikan.

Data juga menunjukkan tingkat infeksi pada mereka yang berusia di atas 80 tahun telah menurun dalam sebulan terakhir. Secara resmi data tersebut akan dipublikasikan minggu ini oleh Public Health England.

Penurunan itu, menurutnya bisa terjadi karena jumlah orang yang diberi dosis vaksin meningkat di atas 11 juta.

Kepada Sunday Times, dia pun menyatakan peluncuran vaksin Covid-19 di Inggris adalah sebuah kesuksesan.

“Strategi Pemerintah memperpanjang interval antara dua dosis berarti kami telah mampu melindungi lebih banyak orang dan tidak diragukan lagi menyelamatkan lebih banyak nyawa,” katanya mengutip Daily Mail.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar dosis kedua vaksin Pfizer ditunda maksimal hanya enam minggu, sedangkan Badan Obat-obatan Eropa mengatakan seharusnya hanya tiga minggu.

Minggu lalu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memuji NHS atas upaya “kolosalnya” memvaksinasi 10 juta orang Inggris melawan Covid-19.

Menghormati pencapaian itu dalam konferensi pers di Downing Street, Johnson berterima kasih kepada semua orang yang terlibat dalam peluncuran vaksin, mulai dari ilmuwan, pengemudi pengiriman, hingga apoteker.

"Dan berkat usaha mereka, yang paling kolosal dalam sejarah Pelayanan Kesehatan Nasional kita, kita hari ini telah melewati tonggak sejarah itu," kata Perdana Menteri yang menjabat sejak 2019 itu.

Dengan menyuntik rata-rata 400.000 orang setiap hari, Inggris berada di jalur yang tepat untuk mencapai targetnya. Yaitu untuk memberikan dosis vaksin pertama kepada 14 juta orang Inggris yang paling rentan pada 15 Februari.

Dengan meredanya kasus dan kematian serta peluncuran vaksin yang melonjak lebih cepat dari jadwal tersebut, Johnson dikatakan mulai meningkatkan persiapan inokulasi bagi anak-anak.

Mereka diharapkan bisa kembali ke ruang kelas mulai 8 Maret. 

Kasus anjlok 25 persen

Kasus virus Covid-19 Inggris anjlok hingga 25 persen minggu lalu, sementara kematian harian terkait Covid-19 turun lebih dari sepertiga.

Pada Minggu (7/2/2021), rincian data yang diterbitkan oleh Departemen Kesehatan Inggris menunjukkan 15.845 kasus harian baru tercatat di Inggris, turun 25 persen dari 21.088 kasus harian seminggu sebelumnya.

Dalam periode yang sama jumlah kematian terkait virus corona turun 36 persen minggu-ke-minggu, dari 587 menjadi 373.

Angka tersebut berdasarkan data resmi terbaru, yang menunjukkan lockdown ketiga telah membatasi penularan virus. Tuntutan untuk merealisasikan temuan kasus kurang dari 1.000 per hari pun semakin nyata.

Sebelumnya Perdana Menteri Inggris memperingatkan kepala rumah sakit bahwa harus ada kurang dari 1.000 kasus virus corona per hari, sebelum penguncian nasional ketiga dapat dilonggarkan.

Kepala eksekutif Penyedia NHS Chris Hopson mendesak Johnson tidak mencabut pembatasan atau mengambil risiko potensi gelombang keempat infeksi. Meski saat ini, 22 persen dari semua yang berusia di atas 18 tahun di Inggris telah divaksin.

Tuntutannya berarti bahwa kasus harian Covid-19 harus turun secara mengejutkan 95 persen, dari jumlah saat ini 18.262. Itu supaya kasus bisa tercatat kurang dari 1.000 kasus per hari.

Dengan penurunan mingguan saat ini (25 persen), dibutuhkan waktu 14 minggu untuk mencatat kurang dari 1.000 kasus. Artinya beberapa bentuk pembatasan akan tetap diberlakukan di Inggris hingga setidaknya 15 Mei.

https://www.kompas.com/global/read/2021/02/08/192156570/kasus-turun-25-persen-seminggu-inggris-klaim-perpanjangan-jeda-dosis

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke