NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Sejumlah 70 rumah sakit dan departemen kesehatan di 30 kota seluruh Myanmar menghentikan pekerjaannya pada Rabu (3/1/2021) sebagai bentuk protes terhadap kudeta yang menggulingkan pemimpin terpilih, Aung San Suu Kyi.
Melansir Reuters pada Rabu (3/1/2021), Gerakan Pembangkangan Sipil Myanmar yang baru dibentuk mengatakan bahwa tentara telah mementingkan kepentingannya sendiri di atas populasi rentan yang menghadapi kesulitan selama pandemi Covid-19.
Virus corona telah membunuh lebih dari 3.100 orang di Myanmar, yang menjadi salah satu negara dengan jumlah kematian tertinggi di Asia Tenggara.
"Kami menolak untuk mematuhi perintah dari rezim militer yang tidak sah, yang menunjukkan bahwa mereka tidak menghormati pasien kami yang malang," kata kelompok itu memprotes.
Ada 4 dokter yang mengonfirmasi aksi mogok kerja, tapi tidak ingin menyebutkan identitas mereka.
"Saya ingin tentara untuk kembali ke barak mereka, maka kami para dokter akan kembali ke rumah sakit," kata salah seorang dokter di Yangon yang berusia 29 tahun, kepada Reuters.
“Saya tidak memiliki kerangka waktu berapa lama saya akan terus melakukan mogok kerja ini. Itu tergantung situasinya," terangnya.
Menurut laporan Reuters, para pelajar dan kelompok muda juga telah bergabung dengan warga sipil dalam aksi pembangkangan terhadap kekuatan militer.
Sementara, belum ada tanggapan dari pihak militer terhadap aksi mogok kerja yang dilakukan oleh para pihak medis sebagai bentuk protes terhadap kudeta.
Militer Myanmar telah melakukan kudeta terhadap pemerintah sipil pada Senin (1/2/2021), setelah menuding adanya penipuan pemilu pada 8 November lalu, yang dimenangkan oleh Aung San Suu Kyi dari Partai Liga Nasional untuk Demorasi (NLD), secara telak
Kudeta tersebut menuai kecaman dari Amerika Serikat dan berbagai negara Barat lainnya, karena para jenderal yang berkuasa menahan Suu Kyi dan puluhan pejabat lainnya.
Untuk memperkuat kekuasaannya, junta meluncurkan dewan pemerintahan baru termasuk 8 jenderal dan dipimpin oleh panglima militer Jenderal Min Aung Hlaing.
Itu mirip apparat yang berkuasa di bawah junta sebelumnya yang telah memerintah Myanmar selama hampir setengah abad hingga 2011.
Peraih Nobel Perdamaian, Suu Kyi yang berusia 75 tahun masih ditahan, meski ada seruan internasional agar dia segera dibebaskan.
Seorang pejabat NLD mengatakan dia mengetahui bahwa dia berada dalam tahanan rumah di ibu kota Naypyidaw dan dalam keadaan sehat.
Dalam protes publik terbesar terhadap kudeta sejauh ini, orang-orang di pusat komersial Yangon meneriakkan "kejahatan pergi" dan memukul pot logam pada Selasa malam waktu setempat (2/2/2021) sebagai isyarat tradisional untuk mengusir kejahatan atau karma buruk.
https://www.kompas.com/global/read/2021/02/03/171552470/para-petugas-medis-myanmar-mogok-kerja-sebagai-protes-kudeta-militer