Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Fasilitas Pemakaman Bekukan Jenazah karena Kematian akibat Covid-19 Membeludak

CALIFORNIA, KOMPAS.com - Pemakaman terbesar di Amerika Serikat (AS) terpaksa harus memesan unit pendingin untuk menampung jenazah, yang kebanyakan adalah korban virus Covid-19.

Rose Hills Memorial Park and Mortuary di California Selatan adalah pemakaman terbesar di Amerika Utara dengan luas 1.400 hektar dan delapan lokasi.

Namun sejak masa liburan, jumlah kematian terkait Covid-19 di wilayah itu telah mendorong kapasitas pemakaman ke tingkat maksimum.

Keluarga yang berduka harus menunggu sebulan untuk layanan pemakaman. Oleh karena itu, pemakaman harus memesan unit pendingin untuk menampung jenazah.

"Rumah sakit benar-benar terkena dampak. Kamar mayat mereka terisi penuh," kata Patrick Monroe, presiden dan CEO Rose Hills, mengutip CNN pada Jumat (29/1/2021).

"Tujuan kami adalah, ketika sebuah keluarga menelepon, kami akan selalu bisa mengatakan: Ya, kami bisa pergi. Kami bisa pergi menjemput orang yang Anda cintai."

Pembekuan jenazah adalah adaptasi terbaru yang dilakukan Rose Hills, yang terletak di timur Los Angeles, dalam menghadapi Covid-19.

Pemakaman tersebut telah mendirikan tenda untuk mengadakan kunjungan luar ruangan dan layanan pemakaman di seluruh taman peringatannya.

Hal itu dilakukan sebagai penyesuaian atas larangan pemakaman dalam ruangan oleh Departemen Kesehatan Masyarakat Kabupaten Los Angeles, selama masa pandemi.

Mereka juga menawarkan layanan streaming langsung. Jadi keluarga tetap bisa mengantar orang yang dicintainya, tanpa melanggar ketentuan protokol kesehatan.

Bagi keluarga yang ingin menunggu hingga larangan dicabut, Rose Hills untuk sementara waktu menguburkan jenazah orang yang mereka cintai.

Setelah permintaan layanan melonjak pasca-Thanksgiving, fasilitas pemakaman berjuang untuk memenuhi permintaan. Biasanya waktu tunggu untuk layanan di Rose Hills adalah satu minggu. Sekarang, keluarga menunggu hingga lima minggu.

"Orang-orang sangat pengertian dengan keterbatasan yang ada saat ini," kata Monroe.

Dalam banyak kasus karena pembatasan kunjungan rumah sakit, keluarga tidak dapat mengunjungi orang yang mereka cintai di hari-hari terakhir mereka.

“Mereka tetap ingin melakukan hal-hal tradisional,” ujarnya. "Mereka ingin dimakamkan."

Monroe mengatakan 750 karyawan di Rose Hills, tetap tangguh menjalankan tugas meskipun permintaan membeludak.

"Orang-orang yang masuk ke bidang pekerjaan ini datang dengan sikap yang sangat berempati dan penuh kasih," katanya.

"Hal tersulit yang saya dengar dari para karyawan adalah bahwa mereka ingin melayani keluarga sebaik mungkin, tapi itu permintaan yang sangat berat. Itu bisa memakan korban (di masa pandemi)."

Monroe mengatakan Rose Hills menawarkan program bantuan tambahan kepada karyawan, termasuk kompensasi khusus. Tersedia ruang istirahat yang diisi dengan makanan ringan untuk mendukung kesejahteraan karyawan.

Dampak jangka panjang, kata dia, masih harus dilihat.

"Sejauh ini mereka telah menunjukkan banyak ketahanan," katanya. "Tapi, kamu tahu, kita sudah melakukannya selama setahun sekarang (pandemi)."

https://www.kompas.com/global/read/2021/01/30/181642370/fasilitas-pemakaman-bekukan-jenazah-karena-kematian-akibat-covid-19

Terkini Lainnya

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Tua Tapi Canggih | Miss Buenos Aires Usianya 60

[POPULER GLOBAL] Rudal Tua Tapi Canggih | Miss Buenos Aires Usianya 60

Global
WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke