Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Qatar Identifikasi Orangtua yang Buang Bayinya di Bandara Doha

Berdasarkan keterangan kantor jaksa penuntut setempat, ibunya disebut berasal dari negara Asia, di mana kini mereka berupaya mengekstradisinya.

Selain itu berdasarkan hasil tes DNA yang dilakukan, terungkap bahwa ayah dari bayi yang baru lahir itu merupakan pria Asia.

Selain mengidentifikasi orangtuanya, jaksa penuntut juga mendakwa sejumlah petugas karena melakukan pelecehan terhadap beberapa penumpang.

Upaya pencarian orangtua anak itu menjadi sorotan internasional buntut keluhan yang dilayangkan sekelompok penumpang yang terbang ke Sydney.

Para penumpang itu, berasal dari negara Inggris, Australia, dan Selandia Baru, mengeluhkan mereka diperiksa karena dituding baru saja melahirkan.

Pemerintah Qatar menerangkan insiden itu terjadi ketika mereka menemukan bayi baru lahir di lounge keberangkatan Bandara Hamad, Doha, pada 2 Oktober.

Penemuan bayi yang dibungkus dalam kantong plastik membuat otoritas bandara melakukan pencarian, termasuk menggeledah penumpang di 10 pesawat.

Sejumlah perempuan yang menjadi penumpang Qatar Airways mengungkapkan, mereka tiba-tiba diminta untuk turun dari pesawat.

Setelah turun, mereka dinaikkan ke ambulans yang membawa mereka ke landasan pacu, di mana mereka diperintahkan melepas celana dalam dalam rangka pemeriksaan.

Para perempuan itu kaget karena mereka tak diberi tahu diperiksa untuk apa, sehingga mereka tidak bisa menyiapkan argumen pembelaan.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison berang dengan insiden itu, seraya menyebutnya "menyedihkan" dan "tak bisa diterima".

Penguasa Qatar Sheikh Khalid bin Khalifa Al Thani merespons dengan menyebut pemeriksaan melanggar aturan, dan menyampaikan permintaan maaf.

Pada Senin, kantor jaksa penuntut menanggapi dengan menjatuhkan dakwaan kepada para petugas yang berada di bagian keamanan bandara.

Para petugas itu didakwa sudah melanggar aturan ketika menghubungi staf medis guna memeriksa penumpang perempuan, dan terancam dipenjara hingga tiga tahun jika bersalah.

Sedangkan untuk ibu si bayi, mereka mendakwanya melakukan upaya pembunuhan, dan berniat meminta negara asal si wanita untuk mendeportasinya ke Doha.

"Penyidih menemukan ibu anak itu, yang berasal dari negara Asia, menjalin hubungan dengan pria juga dari negara Asia," kata jaksa dilansir BBC Senin (23/11/2020).

Mereka menjelaskan bahwa ayah itu sudah mengakui hubungannya, bahkan dia menerima pesan beserta foto saat pasangannya itu baru saja melahirkan.

Pesan itu menunjukkan bahwa pelaku sudah mengakui sengaja membuang bayi itu dan berhasil kabur dari negara ini," terang jaksa penuntut.

Si ibu terancam mendekam dalam penjara selama 15 tahun. Adapun untuk si ayah, tak diketahui dakwaan seperti apa yang bakal dijatuhkan.

https://www.kompas.com/global/read/2020/11/24/134949170/qatar-identifikasi-orangtua-yang-buang-bayinya-di-bandara-doha

Terkini Lainnya

Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Internasional
Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Global
ChatGPT Tangguhkan Suara AI Mirip Scarlett Johansson

ChatGPT Tangguhkan Suara AI Mirip Scarlett Johansson

Global
Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Global
Rusia Tuduh AS Akan Taruh Senjata di Luar Angkasa

Rusia Tuduh AS Akan Taruh Senjata di Luar Angkasa

Global
Panglima Hamas yang Dalangi Serangan 7 Oktober Diburu di Luar Gaza

Panglima Hamas yang Dalangi Serangan 7 Oktober Diburu di Luar Gaza

Global
Teroris Serang Kantor Polisi Malaysia, Singapura Waspada

Teroris Serang Kantor Polisi Malaysia, Singapura Waspada

Global
Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Global
Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Internasional
AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

Global
WNI di Singapura Luncurkan 'MISI', Saling Dukung di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesional

WNI di Singapura Luncurkan "MISI", Saling Dukung di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesional

Global
Sebelum Tewas, Raisi Diproyeksikan Jadi Kandidat Utama Pemimpin Tertinggi Iran

Sebelum Tewas, Raisi Diproyeksikan Jadi Kandidat Utama Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Biden Sebut Serangan Israel Bukan Genosida Saat Korban Tewas di Gaza Capai 35.562 Orang

Biden Sebut Serangan Israel Bukan Genosida Saat Korban Tewas di Gaza Capai 35.562 Orang

Global
Israel: 4 Jenazah Sandera Diambil dari Terowongan Gaza

Israel: 4 Jenazah Sandera Diambil dari Terowongan Gaza

Global
Polandia Tangkap 9 Orang yang Diduga Bantu Rencana Sabotase Rusia

Polandia Tangkap 9 Orang yang Diduga Bantu Rencana Sabotase Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke