Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

PBB: Krisis Pandemi Covid-19 Memperburuk Ketidaksetaraan Hak Anak

LONDON, KOMPAS.com - Komisi Kesetaraan dan Hak Asasi Manusia (EHRC), Komite Hak Anak PBB, mengatakan krisis pandemi virus corona "memperburuk ketidaksetaraan yang ada" serta memiliki dampak "mengancurkan" terhadap hak anak dan kesejahteraan anak.

Berdasarkan data EHRC seperti yang dilansir dari The Independent pada Jumat (20/11/2020), disebutkan bahwa sebelum pandemi Covid-19 melanda, jumlah anak yang hidup dalam kemiskinan di Inggris sudah meninggat.

Pada 2018/2019 angka kemiskinan yang melanda anak Inggris mencapai sebesar 4,2 juta dengan usia anak di bawah 16 tahun. Angka itu 30 persen dari populasi anak secara nasional.

Sementara berdasarkan data pada 2011/2012, jumlah kemiskinan pada anak ada sebanyak 600.000 lebih.

EHRC mengatakan sekarang lebih banyak keluarga berisiko berada dalam garis kemiskinan yang didorong karena kesulitan ekonomi akibat pandemi virus corona.

Sementara, keluarga yang sudah berada di garis kemiskinan akan mengalami kesulitan ekonomi yang jauh lebih berat, dengan anak-anak di antara mereka yang akan terkena dampak paling parah.

Penutupan sekolah dan ketidaksetaraan dalam lingkungan belajar di rumah juga berisiko memperburuk kesenjangan dalam pencapaian kesejahteraan.

Pembelajaran online juga dikatakan EHRC akan merusak hak atas pendidikan dan mungkin memiliki efek jangka panjang pada pencapaian kesetaraan hak.

Dalam melindungi kesetaraan hak anak untuk mendapatkan pendidikan yang optimal, EHRC juga melihat pemerintah mengahadapi tantangan dengan adanya berkurangnya jumlah tenaga kerja pendidik, aturan jarak sosial, dan berkurangnya sumber pendanaan, karena pemerintah cenderung memfokuskan pada penanganan pandemi virus corona.

Lalu, pihaknya juga memperingatkan bahwa gabungan masalah dari kapasitas terbatas dalam layanan kesehatan mental dan anak-anak yang putus sekolah, bisa memberikan efek yang "parah dan bertahan lama".

Meskipun, efek pandemi pada kesehatan mental anak belum sepenuhnya dipahami.

Selain itu, EHRC juga menyoroti risiko pelecehan selama pandemi virus corona terhadap anak-anak.

Ada potensi peningkatan jumlah kekerasan yang dialami oleh anak-anak dalam sistem peradilan pidana dan penahanan anak-anak dengan ketidakmampuan belajar.

Tulip Siddiq, menteri bayangan untuk anak-anak Inggris, mendesak para menteri terkait untuk fokus mendukung perkembangan dan kesejahteraan anak, memperingatkan bahwa lebih banyak keluarga yang "tertatih-tatih di ambang kemiskinan".

“Anak-anak mungkin lebih kecil kemungkinannya untuk jatuh sakit akibat Covid-19, tetapi mereka menjadi korban pandemi ini,” ujar Siddiq.

https://www.kompas.com/global/read/2020/11/20/185339870/pbb-krisis-pandemi-covid-19-memperburuk-ketidaksetaraan-hak-anak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke