EL PASO, KOMPAS.com - Setelah beberapa minggu kasus virus corona meningkat pesat, banyak rumah sakit di seluruh Amerika Serikat (AS) kewalahan, memaksa otoritas lokal untuk menerapkan aturan baru untuk mengatasi pandemi.
Melansir AFP , pada Selasa (10/11/2020) rumah sakit di seluruh AS mencatat rekor 61.964 orang yang dirawat akibat terinfeksi Covid-19, angka tertinggi yang melampaui angka 60.000 menurut Proyek Pelacakan Covid (CTP).
Situasi ini sangat mengkhawatirkan di perbatasan kota El Paso, bagian barat Texas, negara bagian AS yang memiliki kasus infeksi corona lebih dari 1 juta.
Lebih dari 1.000 orang dirawat di rumah sakit hanya di El Paso saja, sebagian besar dari 6.170 rumah sakit di negara bagian itu.
Menurut kepala petugas medis di Pusat Medis kota Del Sol Ogechika Alozie, "Ini adalah masa-masa kelam."
Dia menambahkan masa-masa kelam itu terasa melelahkan dan membuat frustrasi.
Kasus infeksi corona begitu tinggi sehingga gubernur Texas, Greg Abbott meminta pusat medis militer diubah untuk menampung pasien non-Covid demi mengosongkan ruang di rumah sakit.
Sementara pejabat wilayah kabupaten telah meminta penambahan jumlah kamar mayat keliling.
Angka kematian meningkat
Situasi di El Paso menggambarkan kesulitan yang dihadapi pemerintah daerah di Amerika Serikat, di mana Presiden AS Donald Trump telah menyepelekan wabah dan menyerahkan penanganan krisis kesehatan ini kepada pejabat negara bagian, kabupaten dan kota.
Pada akhir Oktober, seorang hakim kabupaten El Paso memerintahkan penutupan bisnis yang tidak penting selama 2 pekan, tindakan yang diperjuangkan oleh wali kota El Paso dan jaksa agung negara bagian.
Presiden Trump dalam upayanya melawan pandemi telah banyak berharap pada pengembangan cepat vaksin.
Uji coba Fase Positif 3 vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer memungkinkan vaksin baru ada akhir tahun atau bahkan awal tahun 2021.
Namun, dengan ketiadaan vaksin hari ini, AS menghadapi keadaan yang menggelisahkan.
Jumlah kematian setiap hari memang masih jauh dari tingkat yang terlihat pada musim semi, namun bagaimanapun, AS telah mencatat lebih dari 1.500 angka kematian dalam 24 jam pada Selasa kemarin.
Menurut ahli pengobatan darurat Craig Spencer di Twitter, tingkat kematian infeksi virus corona telah menurun sejak musim semi sebagian karena beberapa rumah sakit dan pegawainya sangat kewalahan kala itu.
"Ketika kasus-kasus naik di seluruh negeri, kemungkinan pembatasan itu akan ada lagi," imbuh Spencer.
Pembatasan baru
Kurva penularan AS telah mengalami 3 gelombang penting:
1. Gelombang pertama pada musim semi, dengan episentrum wabah di kota New York.
2. Gelombang kedua pada musim panas yang melanda bagian Selatan AS dengan kuat.
3. Dan gelombang ketiga sejak pertengahan Oktober, dengan rekor di Midwest.
Di bagian Utara dan Selatan Dakota, lebih dari satu dari 2.000 warga dirawat di rumah sakit dengan infeksi Covid-19, menurut CTP.
Gubernur Dakota Utara, Doug Burgum pekan ini bahkan sengaja memberikan wewenang pada petugas kesehatan yang dites positif Covid-19 untuk tetap terus bekerja di unit Covid.
Hal itu demi mengatasi 'tekanan besar' pada sistem perawatan kesehatan negara bagian yang sudah sangat kewalahan.
Di Minnesota, Gubernur Tim Walz memerintahkan agar bar dan restoran ditutup pukul 10 malam dan membatasi pertemuan maksimal 10 orang.
Pembatasan juga bermunculan di luar Midwest, seperti di Utah, di mana memakai masker di depan umum diwajibkan sekarang di seluruh negara bagian.
Sementara di negara bagian New York, restoran, bar dan gym harus tutup pukul 10 malam mulai hari jumat besok.
Adapun pada Senin, presiden AS terpilih Joe Biden memohon agar rakyat Amerika memakai masker, mengatakan kepada warga melalui siaran televisi bahwa, "Masker bukan pernyataan politis, tapi adalah cara yang baik untuk mulai menyatukan negara."
Dia telah berjanji untuk mengatasi krisis kesehatan di AS sejak hari pertama pemerintahannya, yang akan dimulai pada 20 Januari 2021.
https://www.kompas.com/global/read/2020/11/12/114214870/rumah-sakit-di-negeri-uncle-sam-kewalahan-atasi-kasus-infeksi-covid-19