Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pilpres AS: Nasehat Trump Soal "Pemenang dan Pecundang" di Masa Lalu Tamparan untuknya

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Donald Trump terkenal fasih melontarkan kata-kata pedas di Twitter dan hal itu sudah suka ditulisnya sebelum dia menjabat di Gedung Putih.

Kini ada tweet lama politisi 74 tahun itu yang diingat kembali oleh para netizen, secara khusus karena mendengar keluhannya terhadap hasil penghitungan suara pemilihan presiden AS 2020.

"Selalu ada tweet" yang menjadi pengingat di media sosial tentang pernyataan para pejabat negara di masa lalu yang kontras dengan kondisinya saat ini. Tidak terkecuali Trump.

Misalnya seperti yang dilansir dari The Independent pada Sabtu (7/11/2020), saat Trump mengkritik pendahulunya, Barack Obama dalam menangani krisis Ebola pada 2014.

Saat ini, ia terlihat sangat munafik karena kegagalannya sendiri dalam menangani pandemi virus corona, yang sejauh ini telah mencatat ada 9,7 juta kasus orang Amerika terinfeksi, termasuk dirinya sendiri, dan ada 235.000 jumlah kematian.

Kemudian, reaksinya baru-baru ini terhadap hasil penghitungan suara pemilihan, menjadi salah satu contoh yang dianggap memukul sikap kepemimpinannya secara telak.

“Apa yang membedakan pemenang dari yang kalah adalah bagaimana seseorang bereaksi terhadap setiap putaran takdir yang baru,” ucapnya dalam Twitter pada 30 Desember 2014.

Trump mengatakan itu saat masish menjadi seorang pembawa acara reality show NBC, The Apprentice.

Mungkin bisa saja pernyataan yang tampaknya tidak berbahaya itu diambil dari sebuah buku pepatah terkenal, tapi pernyataan itu menunjukkan perilakunya sejak Selasa malam dengan kontras.

“Ini adalah penipuan terhadap publik Amerika, ini memalukan bagi negara kita. Kami bersiap-siap untuk memenangkan pemilu ini, terus terang, kami memang memenangkan pemilu ini," kata Trump pada Rabu pagi (4/11/2020).

Ia menyatakan itu di Ruang Timur Gedung Putih, karena pemungutan suara yang masih ditabulasi tak kunjung menunjukkan keunggulannya dari Joe Biden.

Tetapi semua klaim kemenangan dan tuntutannya tidak terdapat bukti apa pun yang bisa ditunjukkannya.

Sejak Rabu, politisi Republik itu melontarkan berbagai kecaman di Twitter, yang banyak dari unggahannya harus disensor oleh otoritas perusahaan media sosial tersebut.

Pihak Twitter mempertimbangkan penyensoran itu karena pernyataannya dianggap mengandung informasi yang menyesatkan.

Trump menuntut penghitungan ulang di negara bagian yang menjadi medan pertempuran kedua kubu, seperti Wisconsin.

Kemudian, dia mengirim pengacara pribadinya, Rudy Giuliani ke Pennsylvania untuk memprotes penghitungan yang sedang berlangsung dengan alasan adanya pemalsuan.

Pada Kamis malam (5/11/2020), dia memberikan konferensi pers selama 17 menit, tapi tidak menjawab pertanyaan dan hanya mengeluh.

"Jika Anda menghitung suara sah, saya dengan mudah menang," ucapnya.

“Apakah kamu menjadi pecundang yang sakit?” tanya koresponden CNN ketika presiden meninggalkan ruang rapat, pertanyaannya diabaikan oleh Trump yang berlalu pergi.

https://www.kompas.com/global/read/2020/11/07/170541470/pilpres-as-nasehat-trump-soal-pemenang-dan-pecundang-di-masa-lalu

Terkini Lainnya

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Prancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Prancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Rangkuman Hari Ke-813 Serangan Rusia ke Ukraina: Xi Jinping dan Putin Buat Kesepakatan | Zelensky Akui Situasi Sulit di Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-813 Serangan Rusia ke Ukraina: Xi Jinping dan Putin Buat Kesepakatan | Zelensky Akui Situasi Sulit di Kharkiv 

Global
Negara-negara yang Telah Lakukan Aksi Konkret Menentang Israel

Negara-negara yang Telah Lakukan Aksi Konkret Menentang Israel

Global
Spanyol Tolak Izin Berlabuh Kapal yang Bawa 27 Ton Bahan Peledak ke Israel, dari Mana Asalnya?

Spanyol Tolak Izin Berlabuh Kapal yang Bawa 27 Ton Bahan Peledak ke Israel, dari Mana Asalnya?

Global
Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Internasional
Liga Arab Desak Gencatan Senjata Segera dan Permanen di Gaza

Liga Arab Desak Gencatan Senjata Segera dan Permanen di Gaza

Global
Abaikan Peringatan Internasional, Israel Bersumpah Intensifkan Serangan Darat di Rafah Gaza

Abaikan Peringatan Internasional, Israel Bersumpah Intensifkan Serangan Darat di Rafah Gaza

Global
Liga Arab Serukan Penempatan Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Palestina

Liga Arab Serukan Penempatan Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Palestina

Global
[POPULER GLOBAL] 'Israel Akan Incar Turkiye' | Kondisi PM Slovakia Usai Ditembak

[POPULER GLOBAL] "Israel Akan Incar Turkiye" | Kondisi PM Slovakia Usai Ditembak

Global
5 Tentara Israel Tewas Ditembak Tanknya Sendiri di Gaza Utara

5 Tentara Israel Tewas Ditembak Tanknya Sendiri di Gaza Utara

Global
AS Makin Agresif, Xi Jinping-Putin Perdalam Hubungan Militernya

AS Makin Agresif, Xi Jinping-Putin Perdalam Hubungan Militernya

Global
Ukraina Tuduh Rusia Menahan dan Bunuh Warga Sipil di Kharkiv

Ukraina Tuduh Rusia Menahan dan Bunuh Warga Sipil di Kharkiv

Global
Pesawat Jatuh di Tennessee, 3 Tewas, Puing-puing Berserakan

Pesawat Jatuh di Tennessee, 3 Tewas, Puing-puing Berserakan

Global
Hezbollah Luncurkan 60 Roket Lebih ke Israel

Hezbollah Luncurkan 60 Roket Lebih ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke