Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Inspirasi Energi: Bagaimana Pandemi Covid-19 Menganggu Pengembangan Energi Angin?

KOMPAS.com – Perusahaan pengembang energi terbarukan tengah berjuang untuk menyelesaikan proyek pembangunannya karena pandemi mengganggu konstruksi dan pasokan komponennya secara global.

Salah satu contoh perusahaan yang tengah berjuang menyelesaikan proyek pembangunan pembangkit listrik dari energi terbarukan adalah EDF Renewables.

Para eksekutif di EDF Renewables masih berharap dapat menyelesaikan instalasi 99 turbin angin di Nebraska, Amerika Serikat (AS), sebelum tenggat waktu yang ditentukan yakni pada akhir tahun.

Pada awal April, pandemi menjadi pukulan besar bagi perusahaan tersebut. Seorang manajer di sebuah pabrik yang membuat silinder penyangga turbin angin mati karena virus corona.

Kejadian itu terpaksa membuat pabrik berhenti beroperasi dan pekerjaan EDF Renewables terhenti selama lima pekan sebagaimana dilansir dari New York Times.

Peristiwa itu, dan beberapa peristiwa lainnya - termasuk pekerja konstruksi di lokasi yang tertular virus - telah menghambat upaya EDF Renewables untuk menyelesaikan proyek senilai 374 juta dollar AS (Rp 5,4 triliun) tersebut.

Penundaan yang berkepanjangan dapat meningkatkan biaya dan mengancam kelangsungan keuangan proyek.

Perjuangan EDF Renewables adalah salah satu contoh bagaimana pandemi virus corona telah mengganggu rantai pasokan global dan membahayakan investasi puluhan miliar dollar AS sekaligus jutaan lapangan pekerjaan.

Sektor-sektor seperti perusahaan ritel dan perusahaan minyak dan gas (migas) merupakan sektor yang paling terdampak pandemi virus corona.

Selain itu, tantangan yang dihadapi EDF Renewables menunjukkan bahwa pandemi juga menghantam industri yang tengah berkembang pesat seperti energi terbarukan.

Asosiasi Energi Angin Amerika memperkirakan bahwa pandemi dapat mengancam investasi senilai 35 miliar dollar AS (Rp 510 triliun) dan sekitar 35.000 pekerjaan tahun ini. Kerugian bisa bertambah jika virus corona masih terus mengganggu perekonomian hingga tahun depan.

“Setiap pasokan komponen telah terkena dampaknya. Tentu saja jika kami melihat penundaan besar, itu dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang besar,” kata John Hensley, Wakil Presiden Penelitian dan Analisis Asosiasi Energi Angin Amerika.

Pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) menyediakan lebih dari 7 persen pasokan listrik AS dan merupakan sumber energi bebas karbon terbesar setelah pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN)

Sekitar 20 persen pasokan listrik di Nebraska berasal dari energi angin. Dan jika proyek EDF Renewables tersebut selesai, PLTB yang dibangun itu akan memasok sekitar 115.000 rumah di Nebraska.

Bisnis energi angin sendiri tumbuh sekitar 10 persen setahun sebelum pandemi. Tetapi para petinggi industri energi angin tengah khawatir bahwa proyek yang sedang dibangun mungkin ditunda atau dibatalkan karena pandemi.

Para petinggi tersebut berharap Kongres AS dapat memberikan bantuan untuk energi terbarukan, atau paling tidak mereka mendapatkan sedikit keringanan pada musim semi.

Industri energi angin memang menerima bantuan dari Kementerian Keuangan AS, yang pada Mei memberi pengembang energi angin lebih banyak waktu untuk menyelesaikan konstruksi agar memenuhi syarat untuk mendapatkan kredit pajak federal.

Namun, bisnis tersebut kini harus menyelesaikan proyek yang mereka mulai pada 2016 dan 2017 dalam lima tahun, yang sebelumnya ditargetkan rampung dalam kurun waktu empat tahun. EDF Renewables sendiri memulai proyeknya pada 2016.

“Semua orang mencoba memikirkan bagaimana semuanya akan berakhir,” kata Benoit Rigal, Wakil Presiden Teknik dan Konstruksi EDF Renewables.

Ketakutan virus di Nebraska

Pada 13 Maret, EDF Renewables sedang mempersiapkan situs untuk menerima 36 bilah turbin angin. Bilah turbin angin tersebut adalah komponen pertama yang diperkirakan akan tiba di Desa Milligan, Nebraska, kurang dari satu jam perjalanan darat di barat daya Lincoln.

Tetapi, tiga hari sebelum bilah itu dijadwalkan tiba, Dwynne Igau, seorang Manajer Perencanaan dan Konstruksi EDF Renewables yang bertanggung jawab atas proyek tersebut, menerima berita yang mengkhawatirkan: salah satu pekerjanya jatuh sakit.

Igau dengan cepat membatalkan pengiriman dan memerintahkan sekitar 30 persen krunya melakukan karantina mandiri. Daerah di sekitar Desa Milligan memang mengalami lonjakan awal kasus virus corona, sebagian kasus didorong oleh infeksi di pabrik pengepakan daging.

Hanya beberapa ratus orang yang tinggal di desa tersebut, sebuah komunitas yang didirikan pada 1888 dan dikelilingi oleh barisan ladang jagung.

Menurut EDF Renewables, setidaknya tiga pekerjanya dinyatakan positif terinfeksi virus corona tahun ini. Beberapa orang yang bekerja sebagai kontraktor dan pemasok komponen juga terinfeksi Covid-19.

“Kami tidak berpikir itu akan menyebar sebanyak dan secepat itu,” kata Gilles Gaudreault, Manajer Transportasi dan Logistik EDF Renewables yang juga mengawasi proyek.

Biasanya, Igau akan berada di lokasi konstruksi untuk mengatur pekerjaan tersebut. Tetapi pandemi telah memaksanya untuk bekerja dari rumahnya, di pinggiran kota Austin, Texas, lebih dari 1.200 kilometer jauhnya.

Igau juga harus menghadapi Covid-19 di dekat rumahnya. Pasalnya, teman sekamar putrinya yang kini berkuliah di salah satu perguruan tinggi positif terinfeksi virus corona.

Hal itu memaksa Igau dan keluarganya untuk mengantar putrinya pulang-pergi ke kampus putrinya di Texas A&M University setiap hari, yang jaraknya dua jam perjalanan darat.

Igau, yang telah menghabiskan waktu selama tujuh tahun dalam memimpin operasi proyek, belum pernah mengalami hal seperti ini. Ini adalah pertama kalinya dia kehilangan akses ke krunya selama berhari-hari secara langsung.

“Ada begitu banyak ketidakpastian pada Maret, April, tentang seperti apa pengiriman kami nantinya. Apakah kami akan memiliki komponen dalam jangka waktu tersebut untuk mulai menyusun komponen ini?” ujar Igau bertanya-tanya.

Satu set bilah turbin angin lain, dari India, juga sempat tertunda karena pemerintah di sana menutup pabrik karena wabah virus corona. Pabrik itu akhirnya dibuka kembali, tetapi dampaknya cukup terasa. Sebanyak tujuh bilah turbin angin sisanya baru tiba di Pelabuhan Houston pekan lalu.

Igau dan EDF Renewables harus membuat banyak perubahan lain di lokasi konstruksi yang pekerjaannya terhambat. Sebanyak empat atau lima pekerja tidak bisa lagi naik ke pikap untuk berkeliling di sekitar lokasi kerja. Setiap pekerja harus mengemudi sendiri.

Sejumlah inspeksi yang biasanya dilakukan oleh tim pekerja, sekarang membutuhkan drone untuk mencegah para pekerja berdekatan satu sama lain.

Rapat besar tiap pekan yang biasanya digelar tiap Rabu, melibatkan sekitar 300 orang, dibatalkan. Sebaliknya, para manajer bertemu dengan kelompok pekerja yang terdiri dari 10 pekerja yang diharuskan untuk tetap berjarak setidaknya 1,5 meter.

EDF Renewables juga menghapus rapat harian yang digelar tiap pukul 08.00 waktu setempat. Setiap orang diharuskan memakai masker dan sarung tangan. EDF Renewables mulai melakukan pemeriksaan suhu secara teratur.

Saat para pekerja tengah menyesuaikan diri dengan perubahan baru ersebut, EDF Renewables menghadapi tantangan lain: hujan deras menyulitkan kru pengiriman dan pekerja konstruksi untuk bergerak.

Komponen hilang dan penundaan pengiriman

Pada pekan pertama April, EDF Renewables menerima kabar dari produsen silinder turbin angin yang berbasis di Meksiko bahwa seorang manajer logistiknya tewas akibat virus corona.

“Seluruh tim (produksi) dikarantina selama dua pekan,” kata Igau sambil menambahkan bahwa untuk beberapa waktu dia bahkan tidak bisa meminta kontraktor untuk mengonfirmasi kapan mereka dapat kembali bekerja.

Dia menghabiskan waktu berhari-hari mencari pemasok lain dan khawatir insiden tersebut dapat menghambat proyek dapat kelar tepat waktu. Di sisi lain, hanya sedikit perusahaan yang mampu membuat silinder turbin angin sesuai spesifikasi yang ditetapkan EDF Renewables.

Selain itu, jika seandainya Igau menemukan produsen lain yang mampu membuat silinder turbin angin sesuai spesifikasi perusahaannya, tidak ada jaminan bahwa pengiriman akan berhasil tepat waktu karena jalur pengiriman juga terganggu oleh pandemi.

“Bagaimana (caranya) kami dapat menyelesaikannya pada akhir tahun ini?” Igau ingat bertanya pada dirinya sendiri.

Kekhawatiran lain juga muncul di benaknya. Jika tidak ada silinder-silinder turbin angin yang datang, apa yang harus dikerjakan pekerja konstruksi?

Bahkan setelah produsen silinder turbin angin beroperasi kembali, muncul masalah baru yakni tidak ada kereta api yang melayani pengirimannya saat pandemi. Padahal, sebelum pandemi, silinder turbin angin tersebut sedianya bakal dikirim dengan kereta api.

Pilihan satu-satunya jatuh pada truk. Namun bukanlah hal yang mudah untuk mengirim silinder turbin angin dengan truk. Silinder tersebut umumnya berukuran raksasa dan setinggi gedung berlantai lima.

Sehingga membutuhkan truk kelas khusus yang hanya dapat dioperasikan oleh sopir dengan pelatihan dan izin khusus. Sopir berkeahlian khusus tersebut biasanya berusia lebih dari 50 tahun, yang membuat mereka lebih rentan terhadap virus corona. Selain itu, sebagian besar sopir dan truk mereka sudah sibuk mengangkut kargo besar lainnya.

Tapi bukan hanya silinder yang harus dikhawatirkan Igau. Dia juga kesulitan mengamankan pasokan bilah untuk turbin angin.

Pasokan kayu balsa, komponen utama bilah turbin angin, menjadi langka pada musim semi ini karena sekitar 95 persen di antaranya berasal dari Ekuador, yang dilanda pandemi.

Kini, dengan waktu tersisa sekitar dua bulan hingga akhir tahun, sebanyak lima turbin angin berhasil berputar pada akhir Oktober.

Pengoperasian tersebut memberikan harapan kepada EDF Renewables bahwa perusahaan itu akan memenuhi tenggat waktunya. Tetapi jumlah kasus virus corona terus meningkat di seluruh negeri membuat para eksekutif tidak yakin proyek tersbut kelar tepat waktu.

“Setiap hari sesuatu bisa terjadi di lokasi yang berarti seluruh tim kami bisa masuk ke karantina. Saya tidak tahu bagaimana kita akan menyelesaikannya pada akhir tahun ini,” kata Igau.

https://www.kompas.com/global/read/2020/11/02/132914470/inspirasi-energi-bagaimana-pandemi-covid-19-menganggu-pengembangan-energi

Terkini Lainnya

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Global
5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke