Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gadis Kasta Dalit Diperkosa dan Dianiaya hingga Lumpuh, Tersangka dari Kasta di Atasnya

HATHRAS, KOMPAS.com – Seorang gadis berusia 19 tahun dari kasta Dalit diperkosa dan dianiaya hingga lumpuh oleh empat orang dari kasta di atasnya lebih dari sepekan lalu.

Tak cukup sampai di situ, lidah gadis malang itu juga terpotong dan kini dia masih dirawat di rumah sakit di Aligarh, Uttar Pradesh, India.

Dia menjalani perawatan yang intensif karena sumsum tulang belakangnya terluka parah.

Empat pria kasta atas dari desa korban di Distrik Hathras, Uttar Pradesh, India, telah dituduh melakukan pemerkosaan dan percobaan pembunuhan terhadap korban sebagaimana dilansir dari The Indian Express, Sabtu (26/9/2020).

Sebanyak tiga tersangka berhasil ditangkap polisi. Laporan medis awal oleh rumah sakit telah mengkonfirmasi bahwa adanya pencekikan dan penyerangan terhadap korban.

Dokter mengatakan pemeriksaan lebih lanjut sedang dilakukan untuk memastikan adanya pemerkosaan.

“Saya duduk 100 meter darinya. Saya bisa menyelamatkannya. Saya berharap saya tidak tuli,” teriak ibu korban sambil menangis.

Keluarga korban mengatakan terdakwa utama, Sandeep (20), dan keluarganya tinggal di dekatnya. Keluarga Sandeep selalu melecehkan kasta Dalit di daerah mereka.

Hampir dua dekade lalu, kakek Sandeep menjalani hukuman tiga bulan penjara karena diduga menganiaya kakek korban karena masalah kecil.

Dari 600 keluarga di desa itu, hampir setengahnya bermarga Thakur, sebuah marga keluarga bangsawan peninggalan feodal lama.

Sedangkan kasta Brahmana membentuk 100 keluarga. Hanya ada 15 keluarga yang merupakan Dalit di wilayah tersebut.

Mulanya korban, ibu korban, dan saudara laki-laki korban pergi untuk mencari makan pada 14 September pagi. Selang beberapa saat, ibu korban menyuruh putranya untuk pulang duluan.

“Sekitar 9.45 pagi, saya berbalik dan melihat putri saya tidak ada di sana. Saya pikir dia sudah pulang tapi kemudian saya melihat sandal merah mudanya. Kami mencari beberapa lama dan kemudian menemukannya di dekat pohon,” kata ibu korban.

Gadis berusia 19 tahun itu terbaring dalam genangan darah yang mengalir dari mulut, leher, dan matanya.

Keluarga itu mengatakan dupatta, syal khas India, milik putrinya diikat di lehernya. Dia lantas dilarikan ke rumah sakit terdekat. Dari situ, korban dirujuk ke rumah sakit di Aligarh.

Menurut keluarga, korban memberi tahu mereka sambil bersusah payah bahwa pelaku utamanya adalah Sandeep.

Saudara laki-laki perempuan tersebut, yang bekerja sebagai buruh, mengajukan pengaduan terhadap Sandeep.

Pelaku lainnya adalah Ravi yang merupakan paman Sandeep, Luv Kush, dan Ramu yang merupakan teman Sandeep. Sandeep, Ravi, dan Luv Kush berhasil ditangkap namun Ramu berhasil melarikan diri.

“Mereka adalah kasta atas dan selalu mengganggu kami. Kami mengabaikan mereka. Sandeep adalah seorang pecandu alkohol yang melecehkan wanita, tapi tidak ada yang pernah mengajukan keluhan,” kata saudara laki-laki korban.

Salah satu dokter yang merawat korban mengatakan sumsum tulang belakang korban rusak sehingga dia mengalami kelumpuhan dan tidak bisa bernapas dengan baik.

Inspektur Polisi Hathras Vikrant Vir mengatakan dia juga mengalami luka parah di lehernya dan kini sedang dalam keadaan kritis berjuang untuk hidupnya.

Vir mengatakan kepolisian berusaha membantu keluarga korban dan ingin mengambil tindakan tegas terhadap para tersangka.

“Tiga dari empat tersangka telah ditangkap dan tim kami sedang mencari satu yang melarikan diri. Korban sedang kritis dan tidak dapat memberikan pernyataan yang tepat sebelumnya. Kami sekarang telah merekam pernyataannya dengan bantuan seorang polisi wanita,” kata Vir.

https://www.kompas.com/global/read/2020/09/26/201251870/gadis-kasta-dalit-diperkosa-dan-dianiaya-hingga-lumpuh-tersangka-dari

Terkini Lainnya

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Global
Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Global
Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Global
Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke