ROMA, KOMPAS.com - Botol berisi beberapa tetes darah mendiang Paus Yohanes Paulus II dari sebuah gereja di kota Spoleto, Italia, telah dicuri.
Kabar tersebut dilaporkan oleh situs berita Vatikan pada Kamis (24/9/2020), dan polisi telah membuka penyelidikan atas pencurian relik tersebut sejak Rabu malam waktu setempat.
Melansir AFP pada Kamis (24/9/2020), penyelidikan dilakukan dari gereja di Umbria, Italia tengah, menurut laporan Vatican News.
"Saya berani berharap bahwa itu tindakan dangkal yang tidak dimaksudkan untuk menyinggung perasaan umat beriman," kata laporan itu mengutip pernyataan Uskup Agung Spoleto Renato Boccardo.
"Saya juga berani berharap tindakan gegabah ini tidak dilakukan untuk menghasilkan uang," lanjutnya.
Botol itu diberikan ke gereja pada 2016 oleh Kardinal Stanislaw Dziwisz, yang saat itu menjadi uskup agung Krakow, yang merupakan asisten lama paus Polandia tersebut yang meninggal pada 2005.
Mengutip dari Britannica pada St. Yohanes Paulus II lahir di Wadowice, Polandia pada 18 Mei 1920, memiliki nama asli Karol Józef Wojtyla.
Wojtyla menjabat kepausannya selama lebih dari 26 tahun, yang terpanjang ketiga dalam sejarah.
Dia adalah paus non-Italia pertama dalam 455 tahun dan paus pertama yang berasal dari sebuah negara Slavia.
Sebagai bagian dari upayanya untuk mempromosikan pemahaman yang lebih besar antar bangsa dan antar agama, dia melakukan banyak perjalanan ke luar negeri.
Dia memperluas pengaruhnya di luar gereja dengan berkampanye melawan penindasan politik dan mengkritik materialisme Barat.
Dia juga mengeluarkan beberapa permintaan maaf yang belum pernah terjadi sebelumnya, kepada kelompok-kelompok yang secara historis telah dirugikan oleh umat Katolik, terutama Yahudi dan Muslim.
Secara umum, Wojtyla menggunakan pengaruhnya di antara umat Katolik dan di seluruh dunia untuk memajukan pengakuan atas martabat manusia dan untuk mencegah penggunaan kekerasan.
Gaya pemerintahan gerejanya yang terpusat, bagaimanapun, membuat cemas beberapa anggota kependetaan, yang menganggapnya otokratis dan menyesakkan.
Dia gagal membalikkan penurunan jumlah pastor dan suster secara keseluruhan, dan interpretasi tradisionalnya tentang ajaran gereja tentang moralitas pribadi dan seksual mengasingkan beberapa segmen awam.
https://www.kompas.com/global/read/2020/09/24/214224370/botol-berisi-darah-paus-yohanes-paulus-ii-di-gereja-telah-dicuri